Kemunculan gerakan 'bailan' sendiri merupakan evolusi dari gerakan "rebahan." Rebahan merupakan kata yang merujuk pada aksi "melakukan sesuatu yang cukup untuk mendapatkan sesuatu."
Profesor Yu Hai dari Departemen Sosiologi di Universitas Fudan menilai generasi muda kini mengadaptasi gaya hidup "biarkan membusuk" setelah mereka menjalankan mentalitas "rebahan."
"'Rebahan' merupakan ekspresi netral, pilihan yang tak berbahaya bagi mereka demi memperjuangkan apa yang penting untuk kehidupan mereka," kata Yu, dikutip dari South China Morning Post.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun, frasa 'biarkan membusuk,' yang menunjukkan bagaimana masyarakat benar-benar menyerah dan bersedia menerima situasi yang jauh lebih buruk, menunjukkan konotasi negatif, sesuatu yang secara moral tampak tercela."
Meski begitu, Yu berpendapat gaya hidup bailan ini merupakan mekanisme adaptasi bagi generasi muda melindungi diri mereka sendiri dari kompetisi berat dan tekanan sosial di China.
"Tidak ada orang yang suka orang lain menyebut mereka sebagai 'orang yang membusuk,' tetapi ketika mereka menempatkan diri di posisi paling rendah dan mengejek diri sendiri, mereka menghindarkan diri dari kritik," tutur Yu.
Menurut Yu, mentalitas itu muncul karena komunitas China dalam beberapa tahun terakhir terlalu kompetitif.
"Semua orang tampak ambisius, ingin memeroleh banyak uang atau menjadi pemimpin terbaik," katanya.
Sementara itu, Profesor Shi Lei, yang berfokus pada bidang ekonomi di Universitas Fudan, berpendapat kompetisi yang semakin meningkat ini merupakan hasil dari perkembangan ekonomi China dalam beberapa dekade terakhir.
"Beberapa dekade lalu, ketika kami pertama kali memulai reformasi dan menjalankan kebijakan terbuka, banyak pekerjaan dan kesempatan tersedia, kala ambang batas bakat masih rendah," kata Shi.
"Masyarakat merasa mudah untuk mendapatkan uang. Namun, periode ini berakhir setelah sekitar 40 tahun," lanjutnya.
"Kini, dibutuhkan resume yang lebih baik untuk memenuhi tuntutan ekonomi tinggi yang terus berkembang, yang membuat beberapa orang sulit mencari kerja, dan itu menimbulkan peningkatan jumlah mahasiswa pasca-sarjana."
Shi juga menilai perilaku pesimis di masyarakat muda dapat mengancam perekonomian China.
(pwn/bac)