Pemerintah Indonesia mengungkap alasan RI menolak usulan Amerika Serikat untuk menggelar debat terkait isu Uighur di Provinsi Xinjiang, China, di Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Indonesia sendiri diketahui tak mendukung resolusi yang diusulkan AS terkait debat soal isu Uighur.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indonesia memandang pendekatan yang diajukan oleh negara pengusung dalam Dewan HAM hari ini tidak akan menghasilkan kemajuan yang berarti, utamanya karena tidak mendapat persetujuan dan dukungan dari negara yang berkepentingan," kata Wakil Tetap RI di Jenewa, Duta Besar Febrian A. Ruddyard, dalam rilis resminya yang diterima CNN Indonesia.
"Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Indonesia tidak dalam posisi untuk mendukung rancangan keputusan mengenai penyelenggaraan debat tentang situasi HAM di Wilayah Otonomi Xinjiang Uighur," lanjutnya.
Walaupun tak mendukung usulan penyelenggaraan debat, RI menegaskan dirinya akan tetap berperan aktif untuk membantu penyelesaian masalah Uighur.
"Sebagai negara dengan populasi umat Muslim terbesar di dunia dan sebagai demokrasi yang aktif dan dinamis, Indonesia tidak bisa menutup mata terhadap kondisi saudara dan saudari Muslim di bagian dunia lainnya," ujar Febrian.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Taiwan Ultimatum China hingga 36 Tewas dalam Penembakan di Thailand |
"Adalah tanggung jawab Indonesia sebagai bagian dari umat Islam, untuk saling menjaga satu sama lain," tuturnya lagi.
Sebagaimana diberitakan AFP, AS sebelumnya mendesak Dewan HAM PBB untuk menyelenggarakan debat terkait pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Xinjiang.
Usulan itu disampaikan dalam draft resolusi dan disponsori oleh AS, Inggris, Kanada, Swedia, Denmark, Finlandia, Islandia, dan Norwegia.
(pwn/bac)