Presiden Volodymyr Zelensky bersumpah akan memperkuat militer Ukraina dan membalas serangan Rusia usai Negeri Beruang Merah meluncurkan total 84 rudal pada Senin (10/10).
"Kami akan melakukan segalanya untuk memperkuat angkatan bersenjata kami. Kami akan membuat medan perang lebih menyakitkan lagi bagi musuh," kata Zelensky, seperti dikutip Reuters.
Di hari itu pula, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, berjanji akan memberikan sistem pertahanan udara ke Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden Biden berjanji untuk terus memberikan dukungan yang diperlukan Ukraina untuk membela diri, termasuk sistem pertahanan udara yang canggih," demikian pernyataan resmi Gedung Putih.
Zelensky mengatakan bahwa pertahanan udara memang merupakan prioritas utama kerja sama Ukraina dengan negara lain.
Tekad bulat Ukraina ini dilontarkan setelah Rusia menembakkan total 84 rudal ke berbagai wilayah di Ukaina, di antaranya Kyiv, Lviv, Zhytomyr, Dnipro, Zaporizhzhia, dan Kharkiv.
Imbas serangan, 14 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, juga mengungkap bahwa akibat serangan rudal itu, listrik dan air di beberapa wilayah di Ukraina terhenti.
Serangan tersebut terjadi usai Presiden Vladimir Putin murka karena kerusakan jembatan yang menghubungkan Rusia dan Crimea akibat ledakan pada akhir pekan lalu.
Putin menuding Ukraina sebagai dalang ledakan di jembatan.
"[Ledakan di jembatan Kerch adalah] tindakan terorisme yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil yang sangat penting," kata Putin.
Ia kemudian berujar, "Ini dirancang, dilakukan, dan diperintahkan oleh layanan khusus Ukraina."
Ukraina memang sudah berulang kali dilaporkan menargetkan jembatan tersebut. Namun kini, Ukraina tak mengakui sebagai dalang di balik serangan itu.
(isa/has)