Jakarta, CNN Indonesia --
Sejak seabad lalu, komunisme menjadi ideologi politik dan ekonomi yang menyerukan masyarakat tanpa kelas. Partai Komunis sempat menguasai beberapa negara.
Komunisme mencuat saat filsuf Jerman Karl Marx dan Friedrich Engels menerbitkan buku Manifesto Komunis pada 1848. Buku ini menyerukan pemberontakan kelas buruh melawan kapitalisme.
"Pekerja dunia, bersatulah!" adalah moto gagasan Marx, dan dengan cepat menjadi seruan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian pada 1917, Revolusi Oktober di Rusia pecah. Gerakan ini, menjadikan Rusia sebagai negara dengan pemerintahan komunis pertama di dunia.
Berikut perbedaan partai komunis yang menguasai atau pernah berkuasa di suatu negara.
Partai Komunis Uni Soviet
Partai komunis pertama yang menguasai negara lahir usai Revolusi Oktober atau Revolusi Bolshevik pada 1917.
Partai Bolshevik merupakan bagian dari Partai Pekerja Sosial Demokrat Rusia pada 1903.
Revolusi itu dipimpin revolusioner kiri, Vladimir Lenin. Mereka berhasil menggulingkan kekaisaran Tsar dan menjadi pemicu pembentukan Uni Soviet.
Bolshevik kemudian menjadi Partai Komunis Uni Soviet, demikian dikutip History. Rusia menjadi negara pertama di mana komunis berkuasa
Sejak awal mereka berniat memusatkan semua kekuasaan di tangan organ-organ Partai Bolshevik, demikian dikutip Britannica.
Bolshevik memegang posisi di semua wilayah. Tak ada keputusan yang bisa diambil dan tidak ada undang-undang yang disahkan tanpa persetujuan mereka.
Uni Soviet memiliki aparat negara yang disebut Dewan Komisaris Rakyat (Sovnarkom). Lembaga ini diketuai Lenin yang semua anggotanya berasal dari elite partai.
[Gambas:Video CNN]
Bolshevik juga membubarkan satu demi satu partai yang mereka larang, surat kabar, dan jurnal non-parrtai. Semua oposisi mendapat tekanan dari polisi yang bernama Cheka, demikian dikutip Britannica.
Cheka bertugas menangkap dan menembak siapa saja yang dicurigai sebagai lawan Bolshevik.
Setahun kemudian yakni pada 1918, Partai Bolshevik berganti nama menjadi Partai Komunis Seluruh Rusia.
Partai Komunis bangkit menentang kapitalisme dan sosialis Internasional Kedua yang mendukung pemerintah kapitalis selama Perang Dunia I.
Sekitar 1918-1920, Perang Saudara pecah di Rusia. Di tengah kecamuk ini, partai menerapkan kebijakan kapitalisme terbatas secara hati-hati dengan nama Program Ekonomi Baru.
Setelah Lenin meninggal pada 1924, kekuasaan partai beralih ke Joseph Stalin.
Setahun kemudian, nama partai berganti menjadi Partai Komunis Seluruh Serikat dan pada 1952 berganti nama menjadi Partai Komunis Uni Soviet (PKUS). Partai bentukan Lenin ini bubar pada 1991.
Organisasi itu bubar, usai Presiden Uni Soviet di masa itu, Mikhail Gorbachev memperkenalkan reformasi ekonomi dan politik pada 1980-an.
Pada 1993, Partai Komunis Federasi Rusia (PKFR) resmi berdiri. Partai ini dianggap sebagai pengganti Partai Komunis Uni Soviet. Namun, sekarang partai komunis di Rusia tak lagi berkuasa.
Lanjut baca di halaman berikutnya...
Partai Komunis China
Semangat revolusi di Rusia menjalar hingga ke China. Dua orang revolusioner di negara itu yakni Li Dazhao dan Chen Duxiu kemudian mendirikan Partai Komunis pada 1921 di Shanghai.
Partai ini disebut turut mempersenjatai para petani dan buruh atau yang disebut tentara merah melawan penjajahan Jepang di China.
Seiring berjalannya waktu, PKC juga mengeluarkan program yang dianggap berbahaya. Beberapa di antaranya Great Leap forward atau Melompat Jauh ke Depan pada 1958-1960.
Tujuan program ini untuk membangkitkan ekonomi Tiongkok melalui industrialisasi secara besar-besaran dan memanfaatkan jumlah tenaga kerja murah, tetapi gagal.
Lalu pada 1966, Mao merilis Revolusi Kebudayaan. Namun, di tengah program ini internal PKC pecah, antara orang-orang yang mendukung Mao, dan yang mendukung Liu Shaoqi serta Deng Xiaoping.
Program ini muncul sebagai cara menghidupkan kembali revolusi komunis dengan memperkuat ideologi dan menyingkirkan lawan.
PKC juga melarang anggotanya memeluk semua agama. Selain itu, organisasi ini tak mengizinkan anggota atau keluarnya menghadiri perayaan agama tertentu.
Partai Komunis Indonesia
Partai Komunis Indonesia (PKI) dibentuk pada Mei 1914. Partai ini menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia sebelum dibubarkan pada 1965.
PKI menjadikan pedesaan sebagai basis gerakan mereka. Partai ini juga mendirikan organisasi sayap seperti Barisan Tani Indonesia (BTI) dan Serikat Tani Indonesia (SAKTI).
Organisasi sayap tersebut muncul sebagai cara PKI meraih dukungan dalam Pemilu 1955, demikian dikutip Universitas Indonesia Library.
Selain itu, PKI juga mendorong Undang-Undang Reformasi Tanah. Aturan ini membuat mereka memperluas kampanye menurunkan sewa tanah. Sebesar 40 persen hasil panen bersih bagi pemilik tanah, sedangkan 60 persen bagi petani penggarap.
Pada akhirnya, Soekarno selaku presiden pertama RI mengesahkan UU tersebut.
Berbeda dengan Partai Komunis China soal agama, PKI membebaskan anggotanya memeluk agama mana pun.
"Secara resmi PKI juga menyampaikan ucapan selamat hari raya [agama-agama] besar di Indonesia di setiap waktunya," kata sejarawan Indonesia, Andi Achdian pekan ini.
Mereka bahkan mengakui Pancasila sebagai ideologi negara. Di mana, poin pertama berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa."
"Orang-orang komunis mengaku dan menerima Pantja Sila, salah satu dari lima prinsip itu [adalah] Ketuhanan Yang Maha Esa, termasuk pengertian tidak boleh melakukan propaganda anti-agama di Indonesia," kata ketua PKI, DN Aidit saat berpidato pada 1962 lalu, tujuh tahun setelah Indonesia merdeka.
Lebih lanjut, Aidit mengatakan pihaknya menerima konsep Pancasila karena komunis di Indonesia memang tak berminat melakukan propaganda anti-agama.
"Tetapi di sisi lain, komunis juga menuntut agama tak boleh dipaksakan kepada orang, karena ini tidak sesuai dengan perasaan kemanusiaan, perasaan nasionalis, tidak selaras dengan demokrasi dan keadilan," terang dia, seperti dikutip Indonesia at Melbourne.