Rezasyah juga membeberkan kemungkinan lain yakni demonstrasi itu dilakukan pendukung Xi.
"[Ini] memungkinkan Xi mengetahui tingkat dukungan dan tingkat penolakan di Politbiro," ujar dia.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rezasyah meyakini para pedemo adalah pendukung presiden China saat ini, karena Xi terbukti tak melakukan penangkapan terhadap massa aksi.
Protes publik terhadap presiden sangat jarang terjadi di China, terutama menjelang pertemuan politik penting seperti Kongres PKC.
Selama memimpin China, Xi menerapkan tindakan keras untuk meredam perbedaan pendapat, di dalam maupun di luar partai.
Ia juga menerapkan kebijakan nol-Covid. Langkah ini memicu banyak protes lantaran dianggap hanya membebani dan mendatangkan kesusahan ekonomi.
Dalam pembukaan Kongres PKC, Xi menegaskan peningkatan kekuatan dan pengaruh China di bawah pemerintahan dirinya selama satu dekade.
Namun, dalam lima tahun terakhir ada kondisi yang tak biasa dan luar biasa. Tantangan pertama Xi yakni pandemi Covid-19, Hong Kong dan Taiwan.
"Dalam menanggapi Covid-19 yang tiba-tiba menyebar, kami memprioritaskan warga dan kehidupan mereka di atas yang lain, dan dengan gigih menerapkan kebijakan zero-Covid yang dinamis sebagai perang melawan virus," kata Xi, seperti dikutip CNN.
Media China, People's Daily, memuji kebijakan nol-Covid sebagai pilihan terbaik.
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Nasional Singapura, Alfred Wu, turut berkomentar soal kebijakan Xi.
"[Pernyataan Xi menandakan] tidak mungkin bagi China mengubah strategi nol-Covid dalam waktu dekat di masa depan," kaya Wu.
(bac/isa/bac)