Sebuah demonstrasi yang langka terjadi hanya beberapa hari sebelum Kongres Partai Komunis China (PKC). Demo itu menuntut Presiden Xi Jinping mundur, mengapa aksi demikian muncul?
Pada 13 Oktober lalu, tepat tiga hari sebelum kongres, sejumlah warga Beijing menggelar demonstrasi.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Sepupu Pangeran MbS Ancam AS dengan Jihad hingga PM Inggris Minta Maaf |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ayo berdemo, singkirkan diktator dan pengkhianat nasional Xi Jinping!" bunyi salah satu spanduk.
Pengamat hubungan internasional dari Council on Foreign Relations (CFR), Zongyuan Zoe Liu, menilai aksi itu sangat berani.
"Itu langkah sangat berani, dan dalam banyak hal, juga sangat berkorban," kata Liu, dikutip dari Foreign Policy.
Liu juga mengatakan langkah tersebut sangat penuh risiko dan mereka yang membuat spanduk bisa dikenai hukuman.
Terlepas dari itu, mengapa protes menuntut Xi mundur muncul?
Lihat Juga : |
Demonstrasi itu sebetulnya untuk memprotes kebijakan nol-Covid di China yang dianggap merugikan warga. Namun, sejumlah spanduk memperlihatkan seruan melengserkan Xi.
Dari foto-foto yang beredar di media sosial, terlihat sejumlah spanduk berisi protes atas kebijakan nol-Covid di China terbentang di jalan layang Beijing.
"Katakan tidak untuk tes Covid, ya untuk makanan. Tidak untuk lockdown, ya untuk kebebasan," bunyi salah satu spanduk, seperti dikutip CNN.
Sementara itu, menurut pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, menilai protes itu berasal dari pendukung elite puncak Politbiro PKC.
"Semua tokohnya memiliki basis massa yang setia dan fanatik. Diperkirakan massa itu berani melakukan demo untuk, secara tidak langsung, mendukung tokoh yang mereka junjung tinggi," kata Rezasyah kepada CNNIndonesia.com, Senin (17/10).
Lanjut baca di halaman berikutnya...