Perdana menteri Inggris saat ini, Liz Truss, mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis (20/10). Langkah itu diambil merespons masalah ekonomi Inggris yang semakin kacau.
"Saya mengaku melihat situasi saat ini, saya tidak bisa melakukan mandat yang diberikan Partai Konservatif kepada saya. Maka dari itu saya telah berbicara dengan Yang Mulia Raja [Charles] untuk memberitahu saya berhenti dari pemimpin Partai Konservatif," ujar Truss, dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Truss juga mengungkapkan pemilihan untuk perdana menteri baru bakal diadakan pada pekan depan.
Di sisi lain, pengunduran diri Truss berlangsung kala Inggris berhadapan dengan masalah ekonomi.
Berdasarkan data resmi Rabu (19/10), inflasi di Inggris naik hingga di atas 10 persen pada September, kala harga pangan melonjak.
Inflasi ini merupakan yang tertinggi di Inggris selama 40 tahun terakhir.
Lalu, bagaimana dampak krisis ini pada warga Inggris?
Jutaan warga Inggris rela mengurangi makan akibat krisis biaya hidup saat ini.
Berdasarkan organisasi Which? seperti dikutip dari AFP, setengah rumah tangga Inggris mengurangi jumlah makan mereka.
"Dampak menghancurkan dari krisis biaya hidup saat ini memprihatinkan, membuat jutaan orang rela tak makan atau kesulitan memakan makanan sehat," kata kepala kebijakan pangan di Which? Sue Davies.
The Guardian juga melaporkan banyak warga Inggris memilih tak makan demi bisa membayar biaya energi.
Menurut laporan Money Advice Trust diperkirakan 20 persen orang dewasa Inggris atau 10,9 juta orang menunggak tagihan listrik. Angka ini naik sekitar 45 persen sejak perhitungan terakhir di Maret lalu.
Untuk menangani tunggakan ini, para warga rela mengurangi jatah makan mereka.
Lanjut baca di halaman berikutnya...