Otoritas pusat gereja Katolik di Vatikan mengatakan pihaknya telah memperpanjang kesepakatan tentang pengangkatan Uskup di China selama dua tahun.
Perjanjian awal mengenai hal itu sendiri ditandatangani pada 2018. Kesepakatan itu memungkinkan China untuk memilih uskup dan kemudian meminta Roma menyetujui mereka.
"Setelah konsultasi dan penilaian yang tepat, Takhta Suci dan Republik Rakyat Tiongkok sepakat untuk memperpanjang selama dua tahun lagi Perjanjian Sementara mengenai penunjukan para Uskup," bunyi pernyataan dari kantor pers Vatikan, dikutip dari CNA, Minggu (23/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjanjian yang ditandatangani pada September 2018 itu sebelumnya telah diperpanjang pada Oktober 2020.
Lihat Juga : |
Kesepakatan itu dirancang untuk mendekatkan umat Katolik yang terjebak antara gereja resmi yang didukung negara di China dan gerakan yang setia kepada Roma dan Paus sebagai pemimpin tertinggi gereja.
Ini juga memberikan kerja sama yang lebih besar antara Vatikan dan Beijing, sambil memberi Paus keputusan akhir dalam penunjukan para uskup China.
Namun, penentang kesepakatan itu yang telah menyoroti pembatasan agama di China, menunjukkan fakta bahwa hanya enam uskup baru yang ditunjuk sejak kesepakatan itu pertama kali dibuat.
Perjanjian itu disebut sebagai langkah maju untuk perdamaian kedua belah pihak. China diketahui telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Takhta Suci pada 1951.
Pemutusan hubungan memisahkan sekitar 12 juta umat Katolik di China yang berafiliasi dengan negara atau yang tidak mengakui otoritas Paus.