Apa itu 'Bom Kotor' yang Jadi Momok Perang Rusia vs Ukraina?

CNN Indonesia
Rabu, 26 Okt 2022 08:28 WIB
Istilah 'bom kotor' menjadi sorotan usai militer AS-Rusia berkomunikasi soal ancaman peledak itu digunakan perang Rusia vs Ukraina. Apa sebetulnya bom kotor? (Foto: Getty Images/Scott Olson)
Jakarta, CNN Indonesia --

Istilah 'bom kotor' disorot setelah menjadi topik pembahasan antara Amerika Serikat dan Rusia baru-baru ini.

Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley, berbicara melalui telepon dengan Kepala Staf Gabungan Rusia Jenderal Valery Gerasimov pada Selasa (25/10) demi membahas ancaman 'bom kotor' yang kemungkinan digunakan di Ukraina.

Sebelum pembicaraan berlangsung, Moskow sempat menuduh Ukraina akan menggunakan 'bom kotor' dalam perang di negara itu.

Apa sebetulnya bom kotor?

Bom kotor merupakan peledak yang mengandung bahan radioaktif seperti Uranium. Radioaktif itu nantinya menyebar ke udara setelah bom meledak. Bom ini juga tak perlu menggunakan radioaktif dengan kualitas terbaik.

Bahan-bahan yang mungkin digunakan bisa berasal dari material medis di rumah sakit, pembangkit listrik tenaga nuklir, atau laboratorium penelitian, demikian dikutip AFP.

Meski bahan bom relatif mudah didapat, dampak dari ledakan peledak ini tetap mematikan.

Namun, jumlah korban dan tingkat kerusakan akibat bom juga bergantung pada banyak variabel. Faktor kuncinya yakni jumlah dan jenis bahan peledak konvensional yang digunakan. Bahan-bahan itu menentukan besar ledakan.

'Bom kotor' nyaris digunakan pada 1995. CNN melaporkan, ketika itu, pemberontak Chechnya menanam peledak ini di suatu taman di Moskow, tetapi gagal.

Selain itu, muncul laporan organisasi teroris seperti Al-Qaeda atau ISIS juga telah merakit atau mencoba membuat bom kotor. Namun, tak ada yang pernah diledakkan.

Seberapa bahaya 'bom kotor'?

Menurut laporan The Guardian, bom kotor merupakan senjata potensial teroris karena tujuan utamanya menabur kepanikan, kebingungan, dan kecemasan.

Alasan itulah yang menjadi dasar senjata ini disebut juga sebagai "pengganggu massal."

Menurut wakil presiden program keamanan bahan nuklir di Nuclear Threat Initiative, Scott Roecker, 'bom kotor' memiliki dampak psikologis yang lebih besar.

"Bom itu merupakan senjata psikologis. Saat Anda mencoba menakut-nakuti orang, mengintimidasi orang, Anda akan menggunakan senjata seperti ini," kata Roecker.

Debu dan asap radioaktif bisa menyebar jauh dan berbahaya jika terhirup di dekat ledakan. Uap radioaktifnya juga mungkin akan menyebar ke beberapa area.

Namun, saat bahan radioaktif menyebar melalui atmosfer, bom ini menjadi kurang terkonsentrasi dan mengurangi tingkat bahayanya.

Lebih lanjut, Roecker menerangkan faktor kunci dalam paparan radiasi adalah jenis radiasinya, berapa lama seseorang terpapar, dan apakah radiasi itu diserap melalui kulit, dihirup atau dikonsumsi secara oral.

Untuk mendeteksi radiasi perlu peralatan khusus. Rumah, bisnis, dan layanan publik yang terkontaminasi bisa saja dilarang ditinggali atau beroperasi selama berbulan-bulan.

Pembersihan bangunan imbas radiasi senjata ini juga memerlukan biaya yang tak sedikit.

(isa/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK