Kenapa NATO Gembar-gembor Klaim Putin Tumbang Lawan Ukraina?

CNN Indonesia
Jumat, 28 Okt 2022 04:29 WIB
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengklaim pasukan Rusia sudah kalah di medan perang ketika melawan pasukan Ukraina.
Kenapa NATO gembar-gembor klaim Vladimir Putin tumbang lawan Ukraina. (AFP/KENZO TRIBOUILLARD)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengklaim pasukan Rusia sudah kalah di medan perang ketika melawan pasukan Ukraina.

Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di Markas NATO, Brussel, pada Rabu (25/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan NATO menggaungkan klaim kekalahan itu karena negara beruang merah itu berencana melancarkan serangan yang lebih ganas ke Ukraina.

"Presiden [Vladimir] Putin kalah di medan perang. Dia merespons [kekalahan] dengan serangan yang lebih membabi buta di kota-kota Ukraina," ujar Stoltenberg.

"[Serangan itu menghantam] warga sipil, infrastruktur kritis dan dengan retorika nuklir yang berbahaya," sambung dia.

[Gambas:Video CNN]

Menurutnya, setiap pekan pasukan Ukraina kian kuat dan dilengkapi peralatan yang lebih baik.

Stoltenberg menyebut keberhasilan Ukraina di medan perang memberi posisi tawar lebih kuat bagi negara itu pada negosiasi apa pun di kemudian hari.

"Sebagian besar perang berakhir di meja perundingan. Dan pada saat yang sama, kita tahu bahwa apa yang dapat dicapai Ukraina di meja perundingan sepenuhnya bergantung pada kekuatan di medan perang," jelasnya.

Semakin kuat Ukraina di medan perang, kata dia, semakin besar kemungkinan NATO memiliki solusi politik yang memastikan Ukraina menyabet kemenangan.

Lebih lanjut, Stoltenberg menyinggung soal 'bom kotor'. Dia menolak tuduhan Rusia yang mengatakan Uraina berencana memakai senjata tersebut di wilayah sendiri. Imbasnya, eskalasi di negara itu pun meningkat.

"[Gagasan] ini tidak masuk akal. Sekutu menolak tuduhan palsu yang terang-terangan ini dan Rusia tak boleh menggunakan dalih palsu meningkatkan perang lebih lanjut," ujar dia seperti dikutip CNN.

Selama diperlukan, jelas Stoltenberg, NATO tak bakal terintimidasi atau terhambat dalam mendukung hak Ukraina untuk membela diri.

Sebagai informasi, invasi Rusia di Ukraina telah berlangsung selama delapan bulan, tepatnya dimulai sejak 24 Februari 2022.

Sejumlah negara telah mengecam Rusia karena invasi tersebut. Namun, invasi itu masih terus berlangsung hingga saat ini.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER