Pesta Halloween di distrik Itaewon, Korea Selatan, berujung tragedi mengerikan menyebabkan 156 orang tewas.
Hingga kini, penyebab insiden ini masih dalam proses penyelidikan.
Kejadian itu bermula saat semakin banyak orang memadati jalan yang menanjak. Kemudian ada orang yang jatuh dan menimpa massa di bawah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang-orang kemudian panik dan para pengunjung saling injak.
Petugas lalu berusaha keras menarik beberapa orang keluar dari kerumunan. Namun, puluhan orang sudah terkapar dan mengalami henti jantung.
Kerumunan di Korea Selatan dalam jumlah besar bukan kali pertama. Pada 2017 lalu, sekitar 200 ribu orang hadir untuk merayakan festival Halloween. Saat itu, acara berjalan lancar dan tak ada korban jiwa.
Dua dekade sebelumnya yakni pada 2002, jutaan orang mengenakan kaus merah membanjiri jalan-jalan. Mereka menyemangati tim nasional Korsel yang bertanding di Piala Dunia. Di kerumunan ini, juga tak ada korban tewas.
Pakar manajemen keamanan kerumunan yang berbasis di Inggris, Steve Allen, mengatakan nihil rencana manajemen kerumunan menjadi alasan utama tragedi itu.
"Saya tak melihat polisi di salah satu rekaman, saya juga tak melihat bentuk manajemen kerumunan," kata Allen kepada Korea Times, Senin (31/10).
Ia juga menyebut distrik itu merupakan destinasi populer, Allen juga meyakini Halloween ini merupakan pertama sejak aturan jarak sosial dicabut, sehingga dengan sendirinya meningkatkan risiko kerumunan.
"Arus kerumunan dua arah, jalan-jalan sempit, volume kerumunan tanpa kontrol adalah faktor yang menonjol pada tahap ini," ujar dia.
Menurut laporan, polisi Korea Selatan mengerahkan 137 personel ke Itaewon pada Sabtu lalu. Mereka tak mengira kerumunan akan sebesar itu.
Tak seperti aksi unjuk rasa, demonstrasi atau festival yang biasanya diorganisir lalu dilaporkan kepada pihak berwenang sebelumnya, polisi tak memperkirakan pertemuan massal malam itu.
Lihat Juga : |
Namun, Allen tetap meyakini bahwa beberapa bencana kerumunan bisa diprediksi dan dicegah.
Lebih jauh, ia menerangkan langkah utama mencegah bencana kerumunan adalah pemantauan efektif dari personel kompeten, memiliki staf khusus manajemen kerumunan dan berbagi informasi awal dari berbagai metode termasuk media sosial.
Lanjut baca di halaman berikutnya...