Senada dengan Allen, pengamat bencana di Universitas Seoul, Lee Young Joo menunjukkan tak ada kontrol polisi dalam festival tak terorganisir itu.
"Seperti bencana lain, kerumunan massa juga sangat sulit diprediksi. Namun, sangat disayangkan pihak berwenang mengerahkan jumlah personel yang minim di lokasi, meski sadar perayaan halloween ini tanpa masker sejak pandemi COvid-19," ujar Lee.
Lee juga mengatakan dalam kerumunan, individu akan mengalami tekanan yang tak henti-hentinya dari semua sisi dan tekanan terus meningkat secara bertahap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi saat individu menyadari mereka tak bisa bergerak atau melarikan diri, mungkin sudah terlambat," imbuh dia,
Akademisi itu juga menyoroti lokasi kerumunan yang sempit untuk jumlah yang pengunjung hingga ratusan ribu.
Lee menilai jalan selebar 3,2 meter dengan kemiringan 10 derajat tampaknya memperburuk bagi mereka yang berjalan di area itu.
"Karena mereka tersumbat di gang miring, beberapa orang tampaknya tersandung orang lain yang berdiri di depan mereka, mengakibatkan efek domino," ujar Lee lagi.
Baru-baru ini, Kepala Polisi Korea Selatan Yoon Hee Keun mengakui pengendalian massa dalam festival Halloween di Itaewon tak cukup memadai.
Yoon mengatakan petugas tak mampu menangani kerumunan meski menerima banyak laporan darurat jelang tragedi tersebut.
"[Polisi mengetahui] ada kerumunan besar bahkan sebelum insiden itu terjadi,yang menunjukkan bahaya," kata Yoon kepada AFP, Selasa (1/11).
Namun, ia mengatakan cara mereka menangani informasi itu, "tak cukup memadai."
(isa/bac)