Taiwan Hadapi Resesi Seks, Jadi Negara Fertilitas Terendah pada 2035

CNN Indonesia
Rabu, 02 Nov 2022 06:37 WIB
Taiwan dilaporkan menghadapi resesi seks terkait populasi di negara itu dan rata-rata fertilitas negara itu akan anjlok jadi yang terendah di dunia pada 2035.
Taiwan hadapi resesi seks. (Chris STOWERS / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Taiwan dilaporkan menghadapi resesi seks terkait populasi di negara itu.

Rata-rata fertilitas Taiwan diproyeksi anjlok ke level terendah di dunia pada tahun 2035 mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diberitakan South China Morning Post (SCMP), wanita yang melahirkan di usia subur di Taiwan diperkirakan rata-rata hanya menyentuh 1,12 kelahiran pada 13 tahun yang akan datang.

Jumlah ini akan menempatkan Taiwan di bawah angka 1,18 yang diprediksi bakal dialami Korea Selatan.

Diketahui, fertilitas atau rata-rata kesuburan Korea Selatan saat ini berada di posisi terendah dunia yakni sekitar 0,8 kelahiran. Dewan Pembangunan Nasional menilai posisi itu bakal ditempati Taiwan pada 2035 mendatang.

[Gambas:Video CNN]


Tingkat kesuburan Taiwan sejauh ini berada di bawah satu kelahiran per wanita yakni 0,98 pada 2021.

Angka itu dicapai usai Taiwan perlahan pulih dari pandemi virus Corona. Namun demikian, menurut dewan, angka itu bisa merosot jauh ke posisi terendah dalam sejarah dengan 0,89 kelahiran.

Rendahnya tingkat kelahiran di negara itu disebut akibat pandemi yang sangat memengaruhi perekonomian negara.

"Pandemi melukai ekonomi, yang memengaruhi kesediaan orang untuk melahirkan atau menundanya," kata pejabat dari bagian pengembangan personel dewan, Selasa (1/11).

Sebelumnya, pada 2021, China juga mencatat rekor angka kelahiran terendah sejak 1949. Sebuah laporan dengan judul The Challenges of Law Birth rate in China menyebut jumlah populasi di China pada 2021 hanya 7,52 kelahiran per 1.000 orang.

Di tahun yang sama, sekitar 11 juta bayi dilaporkan lahir. Jumlah itu menurun dibanding pada 2016 yang mencapai 18 juta kelahiran.

Minimnya kelahiran di China ini disebabkan banyak penduduk yang memutuskan untuk memiliki satu anak lantaran biaya merawat anak yang sangat tinggi, terutama di kota-kota besar.

(blq/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER