Pejabat keamanan Taiwan mengklaim China sedang mempelajari perang di Ukraina untuk mengembangkan strategi "perang hibrida" melawan Taiwan.
"Tahun ini, militer komunis telah meminjam pengalaman perang Rusia-Ukraina untuk mengembangkan 'perang hibrida' terhadap Taiwan dan memperkuat latihan tempur dan bersiap menghadapi musuh yang kuat," kata Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional Taiwan, Chen Ming Tong, kepada parlemen pada Rabu (12/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chen juga menuturkan Beijing turut memperluas zona abu-abu dan aktivitas hibrida mereka terhadap Taiwan, khususnya penggunaan drone di beberapa pulau yang dikendalikan Taiwan dan di zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan.
Sebagaimana diberitakan Reuters, China juga menggunakan kampanye "abu-abu" untuk membuat Taiwan kelelahan. Ini tampak kala jet Beijing seringkali memasuki ADIZ Taiwan dan membuat Taipei mengerahkan jetnya.
Chen juga menilai China sempat merilis gambar militer Taiwan untuk "memfitnah" mereka dan menyerang Taipei. Komentar ini merujuk pada video yang menunjukkan beberapa tentara Taiwan berada di pulau lepas pantai pada Agustus.
"[Aktivitas seperti itu] menunjukkan komunis China telah meningkatkan perang kognitif, aktivitas di zona abu-abu, dan metode hibrida lainnya, yang merupakan bentuk baru dari ancaman keamanan nasional," tutur Chen.
Chen juga mengungkapkan ancaman militer China telah menyatukan dukungan dari Amerika Serikat dan sekutunya untuk terus membela Taiwan.
Dukungan tersebut, kata Chen, dapat meningkatkan kemampuan Taiwan untuk melawan China dan menghalau "rencana mereka menyerang Taiwan."
Sementara itu, Kantor Urusan Taiwan di China masih belum memberikan respons permintaan komentar atas informasi ini.
Di sisi lain, situasi di Selat Taiwan semakin panas setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi berkunjung ke Taipei pada Agustus.
China merespons kunjungan ini dengan melakukan latihan militer di sekitar Taiwan.
Sementara itu, Taiwan secara hati-hati mempelajari situasi perang Ukraina untuk mengetahui bagaimana cara merespons China jika Beijing benar-benar menyerang Taipei.
Beijing mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah mereka dan bakal menggunakan berbagai cara untuk mencapai itu, termasuk melalui kekerasan.
(pwn/bac)