Presiden petahana Brasil Jair Bolsonaro menyampaikan pidato perdana pada Selasa (1/11) setelah kalah dalam pilpres oleh pendahulunya, mantan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva.
Dalam pidato itu, Bolsonaro tidak mengakui kekalahannya. Ia malah menyinggung soal proses pemilu yang dianggap tak adil. Ia juga mendukung demo yang dilakukan pendukungnya dalam memprotes hasil pemilu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"[Demo di seluruh negeri adalah] buah kemarahan dan perasaan tak adil soal bagaimana proses pemilihan berlangsung," kata Bolsonaro, seperti dikutip AFP.
Bolsonaro membela para pendukungnya yang menggelar aksi damai dalam memprotes hasilpemilu. Ia juga mengatakan siapa pun tak boleh menghalangi orang untuk datang dan pergi dalam demonstrasi.
Selain itu, dia menyampaikan rasa terima kasih kepada pada pendukungnya yang sudah setia selama ini.
"Sebagai presiden republik dan warga negara saya akan terus mematuhi konstitusi kita," ujar Bolsonaro lagi.
Bolsonaro menyampaikan pidato lebih dari dua menit. Saat berbicara, Bolsonaro juga tidah memberi ucapan selamat kepada rivalnya dari sayap kiri, Lula da Silva.
Lula mengantongi 50,9 suara, sementara Bolsonaro 49,1 persen menurut hasil akhir pemilu akhir pekan kemarin.
Meski tak mengakui kekalahan, kepala staf kepresidenan Brasil saat ini Ciro Nogueira mengatakan Bolsonaro tetap memulai proses transisi pemerintahan baru.
"Bolsonaro telah mengizinkan proses mulai transisi [pemerintahan]," kata Nogueira.
Pidato Bolsonaro mengakhiri ketegangan selama dua hari pascapemilu, di mana publik menunggu respons sang presiden terhadap kekalahannya dalam Pilpres.
Usai pengumuman hasil Pilpres, para pendukung Bolsonaro menggelar demo di hampir seluruh negeri.
Para pedemo berteriak ada kecurangan dalam Pilpres kali ini, tetapi mereka tak bisa membuktikan bagian mana yang dianggap sebagai kecurangan.
Pendukung Bolsonaro itu ramai-ramai menggunakan truk untuk memblokir jalanan.
Selain itu, peserta aksi membakar ban dan kendaraan yang tengah parkir di jalan raya. Aksi ini kemudian menyebabkan kekacauan.
Di Sao Paulo, jalan-jalan di dekat bandara internasional juga macet dan menyebabkan orang yang menuju ke lokasi itu harus berjalan kaki.
Macet itu juga menyebabkan pembatalan puluhan penerbangan karena pilot dan kru tak bisa mencapai bandara tepat waktu.
Menanggapi kekacauan itu, Mahkamah Agung Brasil meminta polisi mengambil semua tindakan untuk membersihkan jalan raya yang diblokade pendukung Bolsonaro.
(isa/rds)