Seorang anak berusia tiga tahun dilaporkan meninggal dunia di rumahnya saat penguncian wilayah (lockdown) di ibu kota Provinsi Gansu, Lanzhou, China.
Kasus kematian tersebut pun memicu amarah netizen China karena kebijakan lockdown, seperti dikutip dari CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Balita tersebut meninggal karena paparan kebocoran gas rumah tangga saat terkurung di rumah kompleks perumahan Lanzhou.
Ayah dari anak itu mengakui dalam media sosial bahwa ia dilarang keluar kediamannya di Lanzhou untuk membawa anaknya ke rumah sakit.
Sontak, media sosial China Weibo ramai dengan netizen yang mengungkapkan kemarahan mereka. Unggahan ayah dari bocah yang meninggal itu pun dilihat hingga ratusan juta kali di Weibo.
"Tiga tahun pandemi jadi seluruh hidupnya," demikian komentar yang ramai ditulis netizen.
Kematian ini jadi tragedi terbaru di China terkait penolakan warga China terhadap kebijakan lockdown.
Sejumlah kasus yang serupa juga sebelumnya terjadi yang menyebabkan orang menderita karena kebijakan lockdown.
Meski demikian, sejumlah pejabat daerah hingga Presiden Xi Jinping bersikeras bahwa kebijakan nol-Covid dengan lockdown ketat dalam rangka menjaga nyawa semua warga China.
Sementara itu di Lanzhou, lockdown dilakukan sudah sebulan lamanya sejak awal Oktober lalu.
Ayah dari anak yang meninggal dunia menceritakan bahwa anak dan istrinya memang mengalami sakit keras karena kebocoran gas sejak Selasa (1/11) waktu setempat.
Lihat Juga : |
Kondisi istrinya membaik setelah sang suami memberikan bantuan pacu jantung dengan tangan (CPR). Berbeda dengan anaknya yang mengalami koma hingga akhirnya meninggal.
Sang ayah mengaku sudah beberapa kali menghubungi ambulans dan polisi untuk mendapatkan bantuan darurat untuk anak dan istrinya. Namun, tak ada tanggapan dari mereka.
Ia kemudian meminta bantuan kepada petugas yang mengawasi lockdown di perumahannya. Namun, ia ditolak dan petugas itu malah mengarahkannya untuk minta bantuan kepada para tetangga sekitar rumahnya.
Sang petugas juga bersikeras memintanya menunjukkan hasil tes negatif Covid-19. Padahal di perumahannya belum kunjung ada tes swab selama 10 hari.
Tetangganya kemudian menolong dengan menghubungi taksi ke rumah sakit. Meski demikian, nyawa anaknya tak tertolong saat menuju rumah sakit.
"Nyawa anak saya mungkin bisa terselamatkan jika ia dibawa lebih cepat," aku sang bapak di akun Weibo.
(bac)