China juga merupakan salah satu negara yang menjadi sekutu Rusia di Asia Timur.
Meski keduanya tak memiliki kesepakatan formal, keduanya saling mendukung keputusan satu sama lain dalam isu Ukraina atau Taiwan.
SebagaimanadilaporkanCFR, kedua negara menyebut satu sama lain sebagai mitra strategis dan berhubungan dekat dengan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa hari sebelum Putin melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina, Putin dan Presiden China Xi Jinping menegaskan kemitraan kedua negara tak memiliki batasan.
Keduanya juga sepakat memperdalam kerja sama China dan Rusia dari berbagai aspek.
Tak hanya itu, Xi dan Putin dikabarkan memiliki hubungan personal yang dekat. Mereka disebut-sebut sudah bertemu lebih dari 40 kali sejak 2012.
Selain itu, China juga menjadi satu dari segelintir negara yang sampai saat ini tidak mengutuk dan mengecam invasi Rusia ke Ukraina.
China juga tidak emnjatuhkan sanksi seperti negara Barat terhadap Rusia akibat invasi. Meski begitu, China terus mendorong agar Rusia dan Ukraina dapat menyelesaikan konflik di meja perundingan.
Relasi Iran dan Rusia belakangan terus mendekat. Sejumlah laporan intelijen menuturkan Rusia terus mendekatkan diri pada Iran terutama soal pasokan senjata lantaran Moskow terkena sanksi yang membuat langkahnya terbatas untuk memperoleh dan membeli senjata di tengah situasi perang dengan Ukraina.
Selain memasok drone dan senjata lainnya, AS bahkan menuding Iran telah mengirim pasukannya ke Crimea untuk membantu pasukan Rusia melancarkan gempuran ke Ukraina.
Washington menilai Iran telah mengirim sekelompok pasukannya untuk membantu Rusia melancarkan serangan menggunakan drone buatannya.
AS menuding Iran telah mengirimkan pasukan pelatih dan pekerja dukungan teknis ke Crimea untuk membantu Rusia mengemudikan drone Teherandalam serangannya yang telah menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur Ukraina.
Belarus telah lama menjadi sekutu Rusia. Negara yang bebratasan dengan Ukraina itu juga kerap menjadi basis pasukan Rusia.
Beberapa waktu sebelum invasi berlangsung di Ukraina, Rusia disebut menempatkan sejumlah pasukannya di Belarus.
Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan negaranya turut berpartisipasi dalam perang Rusia-Ukraina. Namun, partisipasi itu bukanlah partisipasi militer aktif atau pengerahan pasukan.
Baru-baru ini, Kementerian Pertahanan Belarusmengatakan angkatan bersenjatanya akan menggelar latihan tembak-menembak langsung dan peluncuran rudal anti-pesawat bersama dengan pasukan Rusia.
Latihan perang ini dilakukan Belarus dan Rusia untuk memantapkan kekompakan dalam pengelompokan bersama kedua pasukan ketika invasi Moskow ke Ukrainakembali memanas, kantor berita Interfax melaporkan pada Senin (17/10).
Sejumlah pihak bahkan menilai perang Rusia vs Ukraina yang telah berlangsung hampir delapan bulan telah memasuki fase baru.
(rds)