Kepala Komandan Strategis (Stratcom) Amerika Serikat (AS) Laksamana Charles Richard mengatakan China telah mengembangkan senjata nuklir jauh lebih cepat dibandingkan dengan Negeri Paman Sam itu.
Ia mengaku telah mengawasi program senjata nuklir AS dan menyebut masalah itu sebagai masalah jangka pendek.
Richard mengarahkan selama ini pejabat Pentagon telah membunyikan alarm kewaspadaan tentang penumpukan militer China dan pengembangan senjata nuklirnya selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat saya membandingkan tingkat pencegahan kami terhadap China, kapal (kami) perlahan-lahan tenggelam," kata Laksamana Charles Richard, dikutip dari CNN, Sabtu (5/11).
"Tenggelam perlahan karena pada dasarnya mereka menempatkan kemampuan di lapangan lebih cepat daripada kita," imbuhnya.
Pemerintahan Biden secara konsisten menyebut China sebagai pesaing global utama AS. Mereka juga memperingatkan tentang pengembangan program senjata nuklir dan militer China dalam serangkaian dokumen kebijakan yang menjelaskan strategi pertahanan dan militer AS yang dirilis pada akhir Oktober.
Menurut seorang pejabat senior pertahanan, China memang diketahui menjadi tantangan AS karena negara tersebut adalah satu-satunya pesaing dengan niat dan kemampuan yang semakin meningkat secara sistematis menantang Amerika Serikat di seluruh bidang. Bidang termasuk militer, ekonomi, teknologi, dan diplomatik.
Dalam salah satu dokumen tentang program senjata nuklir China, Nuclear Posture Review mengatakan bahwa China kemungkinan bermaksud untuk memiliki setidaknya 1.000 hulu ledak yang dapat dikirim pada akhir dekade ini.
Sebelumnya, Richard memperingatkan bahwa China berada di ambang membuat terobosan dalam kemampuan senjata nuklirnya yang akan menjadi perubahan besar dalam keseimbangan keamanan global.
"Kami menyaksikan terobosan strategis oleh China. Pertumbuhan eksplosif dan modernisasi kekuatan nuklir dan konvensionalnya hanya bisa menjadi apa yang saya gambarkan sebagai menakjubkan, dan, sejujurnya, kata menakjubkan itu mungkin tidak cukup," kata Richard pada 2021 silam.