AS Sumbang Drone Mata-mata untuk Bakamla Awasi Lautan RI

CNN Indonesia
Senin, 14 Nov 2022 15:51 WIB
AS akan memberikan serangkaian pesawat nirawak atau drone bagi Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) untuk meningkatkan pengawasan maritim.
AS akan memberikan serangkaian pesawat nirawak atau drone bagi Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) untuk meningkatkan pengawasan maritim. (Foto: Dok.Bakamlazx)
Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat (AS) akan memberikan serangkaian pesawat nirawak atau drone bagi Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) untuk meningkatkan pengawasan maritim.

Kerja sama itu menjadi salah satu kesepakatan yang disetujui Presiden Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat melangsungkan pertemuan bilateral di sela-sela KTT G20 di Bali pada Senin (14/11).

"AS akan mendukung program drone pengawasan maritim Bakamla. Dukungan AS akan memungkinkan Bakamla mendapatkan drone, pelatihan pilot, dan pemeliharaan signifikan," bunyi pernyataan Gedung Putih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negara itu menyatakan bentuk kerja sama itu dapat membantu lembaga tersebut meningkatkan kemampuan terkait kesadaran domain maritim Indonesia, menegakkan hukum, dan melawan penangkapan ikan ilegal.

Selain soal maritim, Jokowi dan Biden juga menyepakati sejumlah kesepakatan penguatan kerja sama RI-AS, termasuk menanamkan modal di Indonesia sebesar US$2,5 miliar atau Rp38,82 triliun.

Investasi yang dilakukan AS berbentuk kesepakatan antara ExxonMobil dengan Pertamina.Kerja samaakan menilai lebih lanjut pengembangan pusat penangkapan dan penyerapan karbon regional di Indonesia.

Kerja sama ini bakal membuat sektor-sektor di industri utama melakukan dekarbonisasi. Beberapa sektor tersebut antara lain, penyulingan, bahan kimia, semen, dan baja.

Penurunan emisi karbon dalam investasi AS ini juga diklaim bakal memastikan peluang ekonomi bagi para pekerja Indonesia serta membantu cita-cita RI mencapai net-zero emisi pada 2060 atau bahkan lebih cepat.

Studi bersama yang dilakukan Pertamina dan ExxonMobil ini dilaporkan telah menemukan potensi kapasitas penyimpanan karbon sebesar 1 miliar ton di ladang minyak dan gas milik Pertamina. Kawasan itu disebut bisa menyimpan emisi RI secara permanen selama 16 tahun ke depan.

(rdr/asa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER