Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, bertolak ke Bali untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Di sana, ia akan mengonfrontasi langsung China dan Rusia.
Kantor PM Inggris menyatakan bahwa Sunak bertolak dari negaranya pada Minggu (13/11) waktu setempat. Menurut mereka, Sunak akan mengonfrontasi langsung perwakilan China dan Rusia dalam KTT tersebut.
Pemerintah Inggris menyatakan bahwa Sunak akan menyerukan agar negara-negara berkembang bisa mendapatkan akses kredit demi pertumbuhan ekonomi tanpa bergantung pada pemberi pinjaman "eksploitatif."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika menyebut eksploitatif, Inggris merujuk pada China. Inggris memang sudah sering melontarkan kritik serupa di sejumlah pertemuan G7.
Menjelang KTT G20, Sunak juga menegaskan bahwa Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) harus bergerak untuk mencegah "manipulasi pasar global oleh aktor-aktor jahat."
Saat menyebut "aktor-aktor jahat," Sunak juga merujuk pada China.
Tak hanya menyerang China, Sunak juga siap menghajar Rusia, yang diwakili Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dalam KTT G20 kali ini.
"Kami akan menantang rezim [Presiden Vladimir] Putin dan membahas penghinaan mereka terhadap kerja sama internasional dan penghormatan terhadap forum berdaulat seperti yang diwakili G20," ucap Sunak dalam pernyataannya pada akhir pekan lalu.
Juru bicara Sunak mengatakan bahwa di Bali, Sunak akan "berbicara dengan sekutu kami dengan satu suara mengenai [masalah Rusia] ini."
Sunak sendiri saat ini sedang dalam tekanan karena gonjang-ganjing politik di negaranya akibat krisis ekonomi. Imbas krisis ini, Inggris sudah tiga kali ganti perdana menteri dalam setahun belakangan.
Ia lantas menekankan bahwa negara-negara dengan perekonomian terbesar seperti para anggota G20 harus bersatu untuk menangani krisis ekonomi saat ini.
"Di G20, para pemimpin harus mengambil langkah untuk memperbaiki kelemahan sistem ekonomi internasional yang sudah dieksploitasi Putin bertahun-tahun," ucapnya.
(has)