Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, meradang usai Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua, Jumat (18/11). Ia memperingatkan bahwa Korsel punya kemampuan besar untuk membalas.
"Pemerintah punya kemampuan respons luar biasa dan kemauan untuk segera bertindak atas segala provokasi Korut, jadi Korut tak boleh salah menilai," demikian pernyataan kantor Yoon yang dikutip CNN.
Yoon pun meminta militer AS dan Korsel memperkuat pertahanan gabungan mereka sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden Yoon memerintahkan penguatan postur pertahanan gabungan Korea Selatan-AS yang sudah disepakati untuk memperkuat pelaksanaan pencegahan terhadap Korea Utara," demikian pernyataan mereka.
Melalui pernyataan itu, Korsel juga menegaskan bakal meningkatkan kerja sama pertahanan trilateral dengan AS dan Jepang.
Lebih jauh, Yoon menyerukan agar komunitas dan organisasi internasional menjatuhkan sanksi untuk Korut.
"Yoon mendesak tindakan kecaman keras dan sanksi terhadap Korut, termasuk tanggapan Dewan Keamanan PBB, bersama dengan Amerika Serikat dan komunitas internasional," demikian bunyi pernyataannya.
Tak hanya Yoon, sejumlah pemimpin negara lain, termasuk Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, juga mengecam peluncuran rudal Korut ini.
Menurut Kishida, rudal balistik antarbenua yang ditembakkan Korut jatuh di zona ekonomi eksklusif Negeri Sakura.
Ini merupakan kali kedua Korut menembakkan rudal pada pekan ini. Korut juga melontarkan rudal ke arah Laut Timur pada Kamis (17/11).
Rudal pertama itu ditembakkan tak lama setelah Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son Hui, mengkritik pertemuan trilateral antara AS, Korsel, dan Jepang di sela KTT G20 Bali.
Dalam pertemuan itu, mereka sepakat memperkuat kerja sama keamanan di tengah ancaman Korut. Ketiga kepala negara bahkan tak menutup kemungkinan menggunakan senjata nuklir.
Setelah hasil pertemuan itu tersebar, Choe langsung menyatakan bahwa "latihan perang untuk agresi" yang dilakukan AS, Jepang, dan Korsel tak membuat Korut gentar.
Menurut Choe, sikap AS, Korsel, dan Jepang itu justru bakal membawa "ancaman lebih serius dan realistis" bagi diri mereka sendiri.
"Semakin bertekad AS untuk 'memperkuat tawaran pertahanan ke sekutunya dan semakin provokatif aktivitas militer, balasan militer Korut juga akan lebih keras," ucapnya.
Ia kemudian berkata, "AS akan menyadari bahwa mereka bertaruh, dan mereka akan menyesalinya."