Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida meyakini rudal balistik antarbenua (ICBM) yang diluncurkan Korea Utara pada Jumat (18/11) jatuh di zona ekonomi eksklusif (ZEE) negaranya.
"Rudal balistik yang diluncurkan oleh Korea Utara diyakini telah mendarat di ZEE (zona ekonomi eksklusif) kami di sebelah barat Hokkaido," kata Kishida, Jumat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kishida mengatakan peluncuran tersebut "benar-benar tidak dapat diterima."
Meski begitu, tidak ada laporan mengenai kerusakan pada kapal maupun pesawat.
"Kami membuat protes keras ke Korea Utara. Mereka mengulangi tindakan provokatif dengan frekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami dengan tegas menyatakan lagi bahwa ini sama sekali tidak dapat diterima," kata Kishida.
Dia juga berujar saat ini Jepang, Amerika Serikat, dan Korea Selatan harus berkoordinasi erat "untuk bekerja menuju denuklirisasi lengkap Korea Utara."
ZEE merupakan batas wilayah yang membentang hingga 200 mil laut dari garis pantai, di luar batas perairan teritorialnya.
Korut sebelumnya dilaporkan menembakkan rudal balistik pada hari ini untuk kedua kalinya setelah mereka memprotes pertemuan Presiden AS Joe Biden dengan sejumlah pemimpin negara lainnya di sela KTT G20 Bali.
Sebagaimana dilansir AFP, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan melaporkan bahwa militer mereka mendeteksi "peluncuran rudal balistik yang belum teridentifikasi ke arah timur."
Rudal ini yang kedua kalinya setelah Korut meluncurkan misil ke arah Laut Timur pada Kamis (17/11).
Rudal pertama itu ditembakkan tak lama usai Menteri Luar Negeri Korut, Choe SonHui, mengkritik pertemuan trilateral antara AS, Korsel, dan Jepang di sela KTT G20 Bali.
Dalam pertemuan itu, Biden bersama Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol, dan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, mengkritik uji coba rudal Korut beberapa bulan belakangan.
Selain itu, mereka juga sepakat untuk memperkuat kerja sama keamanan di tengah ancaman Korut. Ketiga kepala negara bahkan tak menutup kemungkinan untuk menggunakan senjata nuklir.
Setelah hasil pertemuan itu tersebar, Choe langsung menyatakan bahwa "latihan perang untuk agresi" yang dilakukan AS, Jepang, dan Korsel tak membuat Korut gentar.
Menurut Choe, sikap AS, Korsel, dan Jepang itu justru bakal membawa "ancaman lebih serius dan realistis" bagi diri mereka sendiri.