Mahathir Mohamad, Eks PM Malaysia yang Kalah Pemilu di Usia Senja

Karier politiknya makin berkilau dengan menjadi wakil perdana menteri pada 1976 dan pada Juni 1981 menjadi Presiden UMNO. Sebulan berselang setelah menjadi orang nomor satu UMNO, Mahathir menjadi PM Malaysia.

Di bawah kepemimpinan Mahathir yang panjang, Malaysia mendapat kesempatan untuk memupuk stabilitas politik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi. Ia menyambut investasi asing, mereformasi struktur pajak. hingga memprivatisasi banyak perusahaan milik negara.

Hasilnya Malaysia berubah dari negeri agraris menjadi negara industri. Negeri Jiran menjadi makmur secara ekonomi, terlihat dari sektor manufaktur yang berkembang, kelas menengah terangkat, tingkat melek huruf meningkat, dan harapan hidup bertambah.

Sampai pada akhirnya ekonomi Malaysia tertekan pada akhir 1990-an. Konflik pun terjadi di mana Mahathir sampai memecat wakilnya Anwar Ibrahim pada 1998 dengan tuduhan melakukan sodomi dan korupsi. Gelombang demonstrasi pun terjadi, sampai akhirnya Mahathir mundur dari jabatannya pada Juni 2002.

Secara resmi, Mahathir Mohamad pensiun dari PM Malaysia dan menyerahkan kepemimpinan kepada wakilnya Abdullah Ahmad Badawi pada 31 Oktober 2003.

Sempat hilang dari muka publik, Mahathir kembali ke pemerintahan dan ditunjuk sebagai calon perdana menteri pada Januari 2018. Dia mengatakan bahwa negara sedang dihalangi PM Najib Razak dan partai-partai oposisi membutuhkan sosoknya.

Empat bulan setelah penujukan, Mahathir memenangkan 121 kursi di parlemen dan resmi dilantik sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya pada 10 Mei 2018 oleh Raja Malaysia Sultan Muhammad V. Masa jabatan keduanya itu berlangsung hingga Februari 2020 sebelum mengajukan pengunduran diri.

Untuk urusan keluarga, Mahathir Mohamad punya istri bernama Siti Hasmah Ali yang sudah dinikahinya sejak 1956. Keduanya dikarunia anak bernama Marina Mahathir, Mirzan Mahathir, Mokhzani Mahathir, Melinda Mahathir, Mukhriz Mahathir, serta dua anak lain bernama Maizura dan Mazhar.