Erdogan Ancam 'Invasi' Suriah Buntut Serangan Roket Pasukan Kurdi

CNN Indonesia
Senin, 21 Nov 2022 20:30 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mempertimbangkan meluncurkan operasi militer darat ke Suriah setelah wilayah perbatasannya dihantam serangan roket.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mempertimbangkan meluncurkan operasi militer darat ke Suriah setelah wilayah perbatasannya dihantam serangan roket. (Foto: AFP/ADEM ALTAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan negaranya mempertimbangkan meluncurkan operasi militer darat di Suriah menyusul serangan roket yang menghantam perbatasannya hingga menewaskan tiga orang pada Senin (21/11).

Serangan roket itu diluncurkan dari kawasan utara Suriah dan diduga dilakukan oleh militan Kurdi.

"Tidak diragukan lagi bahwa operasi ini tidak hanya terbatas pada operasi udara," kata Erdogan, seperti dikutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Otoritas yang kompeten, kementerian pertahanan, dan kepala staf akan bersama-sama memutuskan tingkat kekuatan yang harus digunakan oleh pasukan darat kami," ujarnya.

Erdogan menegaskan mereka yang melanggar wilayah bakal membayar tindakan mereka, sesuai dengan peringatan yang telah disampaikannya selama ini.

[Gambas:Video CNN]

"Kami telah memperingatkan bahwa kami akan membuat mereka yang melanggar wilayah kami membayar [atas perlakuannya]," ucapnya.

Sebuah roket diketahui ditembakkan dari wilayah Suriah ke perbatasan Turki, Karkamis, pada Senin hingga menewaskan tiga orang.

Serangan itu terjadi sehari setelah Turki melakukan serangan udara ke sejumlah basis militan Kurdi di Suriah utara dan Irak yang menghancurkan 89 target.

Pasukan Kurdi memang telah lama menjadi musuh bebuyutan Turki, di mana Ankara menilai kelompok pemberontak itu sebagai teroris.

Kementerian Pertahanan Turki mengatakan serangan udara itu diluncurkan sebagai balasan atas serangan bom di Istanbul yang menewaskan enam orang pekan lalu. Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dituding bertanggung jawab atas serangan tersebut.

PKK sendiri sejauh ini telah melancarkan pemberontakan berdarah di Turki selama beberapa dekade dan ditetapkan sebagai kelompok terorisme oleh Ankara dan sekutu Barat. Namun PKK membantah terlibat dalam ledakan di Istanbul.

(blq/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER