Kritikus teori evolusi Darwin sekaligus penceramah Turki, Harun Yahya, menjadi sorotan usai Pengadilan Istanbul menjatuhkan vonis 8.658 bui pada Rabu (16/11).
Pengadilan Pidana Tinggi Istanbul memutuskan menjatuhkan hukuman ke Yahya atas sejumlah tuduhan. Beberapa di antaranya pelecehan seksual, memimpin organisasi kriminal, melakukan penyiksaan, merampas kebebasan orang lain, mencegah hak atas pendidikan, dan mengambil data pribadi orang lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Yahya, pengadilan juga memvonis banyak terdakwa. Sebanyak 13 tersangka menerima hukuman yang sama dengan dia.
Sementara itu, 106 terdakwa divonis 4 tahun 6 bulan bui karena menjadi anggota organisasi teroris yang dipimpin
Terlepas dari vonis tersebut, siapa sebetulnya Harun Yahya?
Harun Yahya memiliki nama asli Adnan Oktar. Ia pertama kali menjadi sorotan pada 1990-an, ketika itu Yahya memimpin sebuah sekte yang kemudian terkait dengan sejumlah kasus skandal seks.
Ia menyampaikan ceramah soal islam sembari dikelilingi perempuan berpakaian minim yang dijuluki 'anak kucing.'
Dalam salah satu sidang yang Yahya jalani, ia mengaku memiliki 1.000 pacaran dan 69.000 pil kontrasepsi di rumahnya.
Yahya juga sosok kontroversial dalam bidang sains. Buku Atlas of Creation menjadi pernyataan bahwa tidak ada evolusi sebagaimana diklaim Darwin.
Ia menilai teori evolusi cuma tipu-tipu. Teori Darwin dianggap pemikiran lemah dan menyimpang yang bertentangan dengan al Quran.
Untuk memperkuat klaim dirinya, Yahya bahkan menjanjikan utang triliunan rupiah bagi siapa saja yang bisa menemukan fosil untuk membuktikan teori Darwin.
"Tak ada fosil untuk membuktikan teori Darwin. Jika mereka bisa menunjukkan beberapa fosi, saya akan memberi mereka hadiah 10 triliun Lira Turki," kata dia, seperti dikutip The Guardian.
Dalam buku itu, Yahya menjelaskan bagaimana ilustrasi fosil membuktikan tak ada makhluk yang berevolusi. Semua organisme diklaim tetap sama seperti 100 juta tahun silam.
"Tidak ada satu fosil pun yang menunjukkan bahwa manusia berevolusi. Misalnya, buaya berumur 100 juta tahun, tidak berubah menjadi profesor setelah beberapa saat," ungkap dia.
Yahya disebut bukan dari kalangan akademisi. Ia juga tak punya pengalaman atau latar belakang ilmiah.
Yahya lahir di Ankara pada 1956, dan menamatkan pendidikannya di Turki.
(isa/bac)