Anwar Ibrahim usai Jadi PM Malaysia: Amanah Dipikul dengan Rendah Hati
Perdana Menteri Malaysia yang baru, Anwar Ibrahim, berjanji akan menjalankan amanahnya sebagai pemimpin Negeri Jiran setelah resmi dilantik oleh Raja Al-Sultan Abdullah pada Kamis (24/11).
Dalam pernyataan perdananya sebagai PM, pemimpin koalisi partai Pakatan Harapan itu juga bertekad menjalani tugasnya berdasarkan suara rakyat Malaysia.
"Amanah akan dipikul dengan penuh kerendahan hati dan tanggung jawab. Saya akan menjalankan tugas berat ini berdasarkan kemauan dan hati nurani orang-orang serta tim," papar Anwar melalui kicauannya di Twitter.
Setelah dua dekade penantian, Anwar Ibrahim akhirnya resmi dilantik menjadi perdana menteri Malaysia pada hari ini, Kamis (24/11).
Anwar mengucapkan sumpahnya sebagai perdana menteri di Istana Negara pada pukul 17.00 waktu setempat.
"Saya Anwar Ibrahim telah dilantik, menerima jabatan sebagai seorang perdana menteri. Saya dengan sesungguhnya bersumpah akan dengan jujur menjalankan kewajiban-kewajiban," katanya.
Ia terpilih menjadi PM baru usai drama di pemilihan umum yang berlangsung pada Sabtu lalu. Pemilu kali ini penuh drama karena tak ada pemenang mutlak.
Anwar pun resmi menjadi PM Malaysia setelah penantian dua dekade, tepatnya sejak pertengahan medio 1990-an.
Nama Anwar mulai santer digaungkan menjadi perdana menteri sejak ia menjadi wakil PM di era pertama Mahathir Mohamad memimpin Negeri Jiran.
Namun karena berbagai drama politik lantaran agenda reformasinya, Anwar justru malah menjadi musuh bebuyutan Mahathir.
Mahathir pun akhirnya menjebloskan Anwar ke penjara. Sempat bebas, Anwar kembali merasakan dingin lantai hotel prodeo di masa pemerintahan Najib Razak.
Meski demikian, Anwar tetap berjuang. Dari balik jeruji besi, ia membentuk partai dan mengonsolidasi pembentukan koalisi Pakatan Harapan.
Pada 2018, ia menyatukan kekuatan dengan Mahathir untuk menumbangkan rezim Najib. Saat itu, Mahathir dan Anwar menyepakati perjanjian politik.
Mahathir akan menjadi PM terlebih dulu. Setelah dua tahun, Mahathir bakal menyerahkan jabatannya kepada Anwar.
Namun, Mahathir tak kunjung menyerahkan kursinya kepada Anwar, menimbulkan gonjang-ganjing politik. Mahathir akhirnya mundur pada 2020, membuat Anwar kembali tak berdaya.
Tak patah arang, Anwar kembali mengikuti pemilu tahun ini. Meski sempat terjerumus dalam drama, Anwar akhirnya dilantik menjadi PM Malaysia.