Bila merujuk pada pernyataan Yon Machmudi tersebut, salah satu hadis yang menyebutkan adanya perebutan kekuasaan yakni hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
Hadis itu berbunyi: "Ada tiga orang yang akan dibunuh dalam kejayaan kalian, dan semuanya anak khalifah, tetapi tidak seorang pun yang terkena. Kemudian muncul bendera-bendera hitam dari arah timur membunuh kalian dengan pembunuhan yang belum pernah dilakukan oleh suatu kaum."
"Kemudian mereka menyebutkan sesuatu yang aku tidak mengingatnya. Kemudian beliau bersabda, 'Bila kalian melihatnya, baiatlah ia sekalipun kalian harus merangkak di atas salju karena sesungguhnya ia itu khalifah Tuhan, Al Mahdi."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam hadis itu, memang dikatakan bahwa ada tiga orang anak khalifah yang saling berperang. Namun tak disebutkan siapa ketiga anak tersebut dan siapa khalifah tersebut.
Selain itu, hadis itu banyak dinilai dhaif atau memiliki jalur riwayat yang lemah, salah satunya oleh Syaikh Muhammad Nashruddin Al Albani dalam kitab Silsilatul Ahaadiits Adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi' fil Ummah.
Terkait hal ini, Yon juga mengaku tahu pasti soal keabsahan hadis yang diduga menjadi rujukan masyarakat soal tanda-tanda kiamat tersebut.
Ia lalu berujar bila benar hadis perebutan kuasa itu menjadi rujukan, sejak dahulu pun perebutan takhta sudah terjadi di zaman kekhalifahan.
Dia juga menegaskan tak pernah ada satupun orang yang tahu kapan kiamat akan terjadi.
"Karena juga tradisi perebutan kekuasaan, jabatan, itu juga sudah terjadi cukup lama di dalam tradisi khazanah politik Islam zaman kekhalifahan juga seperti itu. Tapi kan itu terjadi ratusan tahun lalu dan sekarang kita sudah pada suatu fase yang melihat bahwa kiamat juga kita tidak tahu kapan terjadinya," ujarnya.
(blq/bac)