Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan perang di Ukraina akan berlangsung lama dan ancaman nuklir bakal meningkat.
Putin tak mengisyaratkan ada tanda-tanda untuk menyerang dalam pertempuran, karena penembakan terus berlanjut di sepanjang garis depan di timur Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu saja ini [perang di Ukraina] mungkin proses yang panjang," kata Putin dalam rapat dewan hak asasi manusia di Kremlin, seperti dikutip AFP.
Dalam pertemuan itu, Putin juga tampak berhati-hati terhadap ekspektasi penyelesaian awal konflik. Namun, ia juga menegaskan ancaman terkait penggunaan nuklir meningkat.
"Ancaman seperti itu meningkat. Mengapa dirahasiakan di sini? Rusia tak akan menggunakannya terlebih dahulu," kata dia.
Presiden Rusia itu berkali-kali mengatakan Moskow tak akan menggunakan senjata itu, kecuali jika terjadi serangan nuklir terhadap wilayahnya.
Lihat Juga : |
"Jika tak menggunakannya terlebih dahulu dalam keadaan apa pun, maka tak akan menjadi yang kedua, karena kemungkinan menggunakan jika terjadi serangan nuklir terhadap wilayah kita," ungkap Putin.
Sementara itu, Amerika Serikat mengecam pernyataan Putin soal nuklir.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, menilai pembicaraan bebas soal nuklir sama sekali tak bertanggung jawab.
"Itu berbahaya, dan bertentangan dengan semangat pernyataan yang menjadi inti dari rezim non-proliferasi nuklir sejak Perang Dingin," kata Price.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Australia Waswas Warga Kena Pasal Zina KUHP sampai Xi Jinping ke Saudi |
Pernyataan Putin muncul usai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendapat penghargaan sebagai Person of The Year dari majalah Time karena membela kebebasan.
(isa/bac)