Arab Saudi Disebut Putar Otak Cari Cara Rujuk dengan Israel

rds | CNN Indonesia
Kamis, 08 Des 2022 09:59 WIB
Menteri Negara Urusan Luar Negeri Saudi, Abdel al-Jubeir, mengatakan normalisasi dengan Israel pada akhirnya akan terjadi meski butuh waktu lama. Menteri Negara Urusan Luar Negeri Saudi, Abdel al-Jubeir, mengatakan normalisasi dengan Israel pada akhirnya akan terjadi meski butuh waktu lama. (Foto: AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Arab Saudi dilaporkan tengah mencari cara menormalisasi hubungannya dengan Israel yang selama ini nihil sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.

Rumor normalisasi Israel dan Saudi memang sudah cukup lama terdengar. Namun, Riyadh masih enggan buka suara terkait rumor tersebut.

Pada Selasa (6/12), kantor berita Israel i24NEWS melaporkan Saudi tengah berupaya menjalin hubungan resmi dengan Israel meski ini akan memakan waktu lama sebelum bisa benar-benar terwujud.

i24NEWS melaporkan Menteri Negara Urusan Luar Negeri Saudi, Abdel al-Jubeir, bahkan menjamin normalisasi Israel-Saudi akan terjadi pada akhirnya meski ia sadar itu butuh waktu.

Hal itu diucapkan Abdel saat berbicara dengan para pemimpin senior Yahudi Amerika Serikat baru-baru ini.

Selain itu, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS), juga telah bertemu dengan pejabat AS di Riyadh yang diundang oleh Washington Institute.

[Gambas:Video CNN]

Dalam pertemuan itu, MbS melayangkan tiga tuntutan utama yang harus dipenuhi sebelum Saudi memutuskan bergabung dalam Perjanjian Abraham soal normalisasi hubungan dengan Israel.

Dilansir Jerusalem Post, ketiga tuntutan Saudi itu tidak ada yang menyangkut kepentingan Palestina atau desakan kepada Israel terkait konfliknya dengan Ramallah.

Sebaliknya, MbS justru melayangkan tuntutan yang fokus pada penguatan aliansi Saudi-AS, pasokan senjata ke Saudi yang menjadikan Riyadh seolah-olah adalah anggota NATO.

MbS juga meminta izin agar Riyadh bisa memiliki program nuklir sipil terbatas.

Jika benar terjadi, Saudi akan menjadi negara Arab terbaru yang normalisasi hubungan dengan Israel melalui Perjanjian Abraham setelah Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko pada September 2020. Hal ini dipastikan memicu kritik hingga kecaman dari para pendukung Palestina.

MbS bahkan disebut pernah diam-diam bertemu dengan pejabat Israel meski Riyadh tidak pernah mengonfirmasi hal itu.

Pada Maret lalu, MbS bahkan terang-terangan menilai Israel memiliki potensi menjadi sekutu Saudi.

"Bagi kami, kami berharap konflik Israel-Palestina dapat terselesaikan," kata MbS dalam wawancaranya dengan The Atlantic seperti dikutip AFP pada Jumat (4/3).

"Kami tidak melihat Israel sebagai musuh, kami melihat mereka sebagai sekutu potensial dengan banyak kepentingan yang dapat kami kejar bersama. Tetapi, kami harus menyelesaikan beberapa masalah sebelum mencapai itu," paparnya menambahkan.

Arab Saudi berulang kali menegaskan akan tetap berpegang teguh pada posisi Liga Arab untuk tak menjalin hubungan resmi dengan Israel sampai konflik dengan Palestina selesai.

Tak seperti sang ayah, Raja Salman, MbS memiliki pandangan yang lebih terbuka dan moderat termasuk soal hubungan Saudi dengan Israel.

Dalam beberapa tahun terakhir, rumor kedekatan Saudi dan Israel pun terus menguat. Pejabat tinggi Saudi beberapa kali disebut menggelar pertemuan dengan pejabat Israel guna menjajaki potensi normalisasi.

(rds/rds)


[Gambas:Video CNN]
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER