Vaksin Uji Coba Ebola Tiba di Uganda, Wabah Diharapkan Segera Usai
Uganda menerima pengiriman pertama vaksin uji coba untuk wabah Ebola pada Kamis (8/12). Penyakit Ebola di negara tersebut telah menyebabkan puluhan orang meninggal dunia.
Dikutip dari AFP, Jumat (9/12), sejak mengumumkan wabah Ebola pada 20 September, Uganda telah mencatat 142 kasus positif Ebola dengan 56 kematian. Penyakit itu telah menyebar ke Ibu Kota Kampala.
Wabah Ebola di Uganda disebabkan oleh jenis virus Sudan yang saat ini belum ada vaksinnya.
Namun, tiga kandidat vaksin akan diuji coba di Ugana pada beberapa pekan mendatang. Satu vaksin dikembangkan Universitas Oxford dan Jenner Institute di Inggris, kemudian yang kedua dari Sabin Vaccine Institute di Amerika Serikat, dan yang ketiga dari International AIDS Vaccine Initiative (IAVI).
"Kami sangat gembira bahwa hari ini Uganda telah menerima 1.200 dosis salah satu dari tiga kandidat vaksin untuk virus Ebola Sudan," kata Menteri Kesehatan Uganda Jane Ruth Aceng kepada AFP.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Uganda Emmanuel Ainebyoona mengatakan pengiriman pertama ini berisi vaksin dari Institut Vaksin Sabin.
Vaksin tersebut akan digunakan dalam 'uji coba vaksinasi cincin', di mana semua kontak pasien Ebola yang dikonfirmasi, dan kontak dari kontak, disuntikkan bersama dengan petugas garis depan dan kesehatan.
Pemerintah Uganda mengklaim pada bulan lalu kasus Ebola menurun dan pasien terakhir yang dikonfirmasi dengan penyakit itu keluar dari rumah sakit pada 30 November.
Direktur regional Organisasi Kesehatan Dunia untuk Afrika, Matshidiso Moeti, menilai Uganda telah memulai hitung mundur hingga akhir wabah Ebola.
Ia berharap kedatangan vaksin uji coba itu sebagai langkah menjanjikan menuju perlindungan terhadap virus penyebab Ebola.
Menurut kriteria WHO, wabah penyakit ini berakhir ketika tidak ada kasus baru selama 42 hari berturut-turut atau dua kali masa inkubasi Ebola.
Maka, perwakilan WHO di Uganda menyatakan, ada 33 hari lagi untuk mengumumkan akhir wabah Ebola di Uganda.
(tsa/tsa)