Jakarta, CNN Indonesia --
Aljazair dan Maroko tercatat dua kali memutuskan hubungan diplomatik. Pertama pada 1976 dan yang kedua pada 2021 lalu.
Hubungan diplomatik kedua negara ini menjadi sorotan usai Aljazair tampak panas setelah Maroko sukses menumbangkan Portugal di babak perempat final Piala Dunia Qatar 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aljazair sampai-sampai menyensor cuplikan kemenangan tim nasional Maroko di tengah konflik kedua negara yang tak usai.
Kedua negara ini beberapa kali memutuskan hubungan diplomatik.
Pada 1976, Maroko yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Aljazira. Sementara itu, pada 2021, Algeirs yang memutus hubungan dengan Rabat.
Berikut biang kerok keputusan itu muncul.
1. Aljazair Akui Kemerdekaan Wilayah di Maroko
Pada 1976, Aljazair mengakui kemerdekaan Republik Demokratik Arab Sahrawi yang diproklamirkan kelompok pemberontak Polisario Front.
Polisario Front merupakan kelompok separatis yang di Maroko dan disokong Aljazair. Mereka kerap melawan pemerintah Rabat.
Usai pengakuan itu, Maroko memutuskan hubungan dengan Aljazair. Namun, pada Mei 1988 hubungan kedua negara ini kembali pulih, seperti dikutip The Conversation.
Pembaruan hubungan tersebut berdasarkan sejumlah kesepakatan, sebagai berikut:
- komitmen untuk mempertahankan hubungan damai
- kekeluargaan dan kerjasama yang baik
- mempercepat pembangunan Maghreb Arab Besar
- Non Intervensi Aljazair dalam urusan dalam negeri Maroko
- menyelesaikan konflik Sahara Barat melalui referendum penentuan nasib sendiri.
Meski demikian, dari perspektif Aljazair, Maroko telah mengingkari semua poin itu.
2. Serangan Pedemo di El Guergarat
Pada 2019 lalu, demonstrasi terjadi di El Guergarat, zona penyangga di selatan Sahara Barat.
Namun, pasukan Maroko dilaporkan merespons dengan kekerasan. Tindakan ini memicu kemarahan Aljazair.
Menurut New York Times, pejabat Front Polisario menuduh pasukan keamanan Maroko menembaki warga sipil yang berdemo secara damai.
Mereka menentang penjarahan sumber daya Maroko dan sikap diam Perserikatan Bangsa-Bangsa atas pelanggaran hak asasi manusia.
Lanjut baca di halaman berikutnya...
3. Dukungan Trump ke Maroko soal Sahara Barat
Pada 2020 lalu, Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump mengumumkan pengakuan atas kedaulatan Maroko di Sahara Barat.
"Hari ini, saya menandatangani proklamasi mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat," kata Trump pada Desember 2020 lalu.
Trump juga mengatakan proposal otonomi Maroko adalah satu-satunya dasar bagi solusi yang adil dan abadi untuk perdamaian serta kemakmuran.
Eks presiden AS itu tak serta merta tulus mendukung Maroko. Ada tujuan yang ingin ia capai yakni normalisasi Maroko dengan Israel, berdasarkan Abraham Accords.
4. Normalisasi dengan Israel
Di bulan Desember juga, Maroko akhirnya menormalisasi hubungan dengan Israel.
Perdana Menteri Israel saat itu, Benjamin Netanyahu merayakan pemulihan hubungan kedua negara.
"Ada hubungan yang kuat antara Maroko dan orang-orang Israel di era modern," kata Netanyahu, dikutip New York Times.
Dia juga berharap perdamaian yang begitu hangat bisa tercipta, mengingat hubungan Israel dan Maroko yang sudah berlangsung lama. Tindakan ini bikin Aljazair geram.
Sebelum mengesahkan pemulihan hubungan itu, pejabat Maroko menunjukkan permusuhan tanpa henti terhadap Aljazair.
5. Operasi khusus di Sahara Barat
Pada November 2020 lalu, Maroko meluncurkan operasi militer di zona penyangga Sahara Barat.
Kelompok pemberontak, Front Polisario, menyatakan perang dan mengancam konflik militer besar-besaran.
Pengamat menilai tindakan ini dipicu provokasi Trump.
"Ini adalah sesuatu yang bisa meningkat secara dramatis, dan Trump baru saja menyulutnya," kata pengamat yang bekerja di kawasan Magrib, Hannah Armstrong.
6. Aljazair Tuding Maroko Sebabkan Kebakaran Hutan
Pada Agustus 2021 lalu, Aljazair menuding Maroko turut berkontribusi dalam kebakaran hutan di negaranya. Imbas kebakaran ini, puluhan ribu hektar hutan hangus, dan 90 orang tewas, termasuk 30 tentara.
Algeirs menuding kelompok separatis wilayah Berber dan Rabat sebagai dalang kebakaran hutan itu.
Mereka juga menuduh kelompok separatis Aljazira yang didukung Maroko, Gerakan Penentuan Nasib Sendiri Kabylie (MAK), terlibat dalam insiden tersebut.
Sepekan setelah tudingan ini muncul, Aljazair memutuskan hubungan dengan Maroko.