Imigran di Paris: Maroko atau Prancis Menang, Kami Tetap Pesta

blq | CNN Indonesia
Rabu, 14 Des 2022 18:07 WIB
Maroko lawan Prancis di semifinal Piala Dunia 2022. (REUTERS/LEE SMITH)
Jakarta, CNN Indonesia --

Para imigran di Paris menantikan pertandingan yang dianggap cukup langka antara Prancis vs Maroko di semifinal Piala Dunia 2022 dini hari nanti.

Mereka menyebut akan tetap merayakan pesta meski Maroko atau Prancis yang menang di babak semifinal Piala Dunia Qatar 2022.

Di belakang toko Goutte d'Or, Paris utara, Abdel melakukan panggilan video dengan sepupunya di pegunungan Atlas, Afrika Barat.

Ia memandang pertandingan Maroko-Prancis tetap harus dirayakan, terlepas apakah negara yang didukung menang atau kalah.

"Jika Maroko menang, sejarah akan dibuat, karena negara Afrika melaju ke final. Jika Prancis menang, juara bertahan bisa mempertahankan gelar mereka. Tapi bagaimanapun, saya punya alasan untuk merayakan," kata Abdel seperti dikutip The Guardian, Rabu (14/12).

Abdel lahir di Paris. Namun, kedua orang tuanya berasal dari Maroko. Mereka migrasi ke Prancis pada 1950-an, saat Maroko di bawah kendali negara Eropa itu. Orang tua Abdel kemudian membuka toko kelontong di Paris.

Maroko mencatat sejarah di ajang sepak bola dunia dengan lolos ke babak semifinal.

"Luar bisa untuk pertama kalinya tim dari Afrika masuk ke semifinal. Hanya olahraga, tetapi bisa mengajak semua orang, dari mulai lanjut usia hingga anak-anak," kata Abdel.

Jika Maroko lolos ke final, Abdel berjanji akan kembali ke desanya. Terlebih, Maroko sudah menambah penerbangan dari Casablanca dan Doha, serta sebaliknya.

"Saya akan terbang kembali ke desa untuk menonton di sana, untuk merasakan atmosfernya, ini terasa seperti peristiwa sekali seumur hidup," kata dia.

Sementara itu, warga dwikenegaraan Prancis-Maroko yang tinggal di Prancis mengatakan pertandingan tersebut tak boleh menjadi kisah balas dendam.

Pertandingan antara Prancis dan Maroko menjadi simbol khusus bagi Paris, yang telah lama bergulat dengan gagasan identitas nasional dan riwayat penjajahan mereka.

Maroko berada dalam genggaman Prancis pada 1912 hingga 1956.

Pertandingan kedua negara juga terjadi saat hubungan Prancis dan Maroko dingin.

Pada 2021 lalu, sebuah proyek Pegasus mengungkapkan bahwa nomor telepon presiden Emmanuel Macron, serta beberapa menteri Prancis, muncul dalam data yang bocor.

Kebocoran itu menimbulkan kekhawatiran lantaran data tersebut bisa saja dimanfaatkan pihak Maroko. Selain itu, alokasi visa Sahara barat dan Prancis untuk warga negara Maroko juga menimbulkan ketegangan.

(bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK