Uni Emirat Arab pernah digemparkan dengan penemuan sebuah gereja kuno yang sempat terkubur dan diperkirakan beririsan dengan era Nabi Muhammad.
Gereja itu pertama kali ditemukan oleh seorang pemuda dari Jubail, Arab Saudi, pada akhir Februari 1986 silam di Umm Al-Quwain, Pulau Siniyah, UEA. Dia menemukan sisa-sisa peradaban gereja itu setelah mobil yang dikendarai terjebak di bukit pasir tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam jurnal Arabian Archaeology and Epigraphy yang terbit pada 1994, pemuda itu mulanya memberitahukan keberadaan benda seperti tembok yang terkubur di pasir kepada pihak berwenang. Saat itu dia dan mobilnya terjebak di atas sisa bangunan tersebut.
Setelah dilakukan penggalian, tembok itu nyatanya adalah halaman terbuka berdinding yang memiliki panjang 20 meter, dengan pintu masuk yang mengarah ke tiga ruangan.
Ruang tengah yang berada di ujung timur bangunan, diidentifikasi sebagai tempat suci, tempat altar berdiri.
Ruangan sebelah utara merupakan tempat ditaruhnya roti dan anggur diperkirakan untuk ritual Ekaristi Kristen. Sementara ruang sebelah selatan adalah sakristi, tempat menyimpan bejana suci dan jubah pendeta.
Semua dinding gereja itu dilapisi plester gipsum yang di dalamnya terpampang jelas empat buah salib masing-masing setinggi sekitar 30 sentimeter.
Beberapa kolom batu di gereja itu masih tetap utuh, begitu pula sepasang jalur plester dekoratif yang masih menampilkan pola bunga yang terhubung dengan motif sulur.
Menariknya, gereja ini bukan sembarang gereja. Para arkeolog menemukan bahwa gereja ini sudah ada bahkan 300 tahun sebelum Islam berkembang pesat yakni pada abad ke-4 masehi. Itu merupakan salah satu gereja Kristen tertua di dunia.
Tak sampai situ, gereja ini bahkan sudah ada sebelum hingga pada zaman Nabi Muhammad. Selang 36 tahun sejak penemuan pertama, puing-puing lain ditemukan tak jauh dari pantai Umm Al Quwain di Uni Emirat Arab (UEA).
Lanjut baca di halaman berikutnya...