Sempat Melarang, Korsel Izinkan Impor Boneka Seks
Korea Selatan secara resmi mengizinkan impor boneka seks ke negara itu usai sempat dilarang selama beberapa tahun.
Pada Senin (26/12), Layanan Bea Cukai Korea menyatakan bahwa mereka akan mengikuti pedoman yang telah direvisi untuk mengizinkan masuknya boneka seks ke Seoul.
Korea Selatan selama ini memang tak membuat undang-undang maupun aturan terkait larangan boneka seks. Namun benda pemuas seks itu ratusan kali disita oleh bea cukai, dengan mengutip undang-undang impor barang bahwa benda yang "merusak tradisi yang elok dan moral publik" tak diizinkan di Korea Selatan.
Para pengimpor pun mengeluh dan membawa masalah ini ke pengadilan. Mereka umumnya meminta agar bea cukai tak lagi menargetkan boneka seks.
Menurut para penuntut, boneka itu adalah hak pribadi dan tak akan merusak martabat manusia.
Terkait hal ini, bea cukai mengaku akan mengikuti pedoman yang sudah direvisi setelah meninjau sejumlah putusan pengadilan baru-baru ini dan pendapat dari lembaga pemerintah terkait, termasuk Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga.
Meski begitu, bea cukai menegaskan tetap melarang impor boneka seks berbentuk anak kecil atau yang berwujud orang tertentu. Badan itu menyebut negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Australia, dan Inggris juga melarang boneka seks semacam itu.
Lee Sang Jin, mantan kepala perusahaan pengimpor boneka seks pun menyambut baik keputusan bea cukai tersebut. Menurut Lee, keputusan bea cukai merupakan langkah baik meski cukup terlambat.
"Ini keputusan yang masuk akal meski cukup terlambat," kata Lee, seperti dikutip Channel News Asia.
"Kami rasa hak masyarakat untuk mencari kesenangan. (Sebab) penggunaan (boneka seks) dalam kehidupan pribadi mereka sudah dibatasi oleh negara," ujar dia melanjutkan.
"Ada berbagai jenis orang yang menggunakan (boneka seks), termasuk mereka yang terasing secara seksual maupun yang membutuhkan (boneka seks) untuk keperluan artistik."
Lee mengatakan otoritas Korea Selatan selama ini memang tak pernah menerapkan tindakan keras terhadap boneka seks lokal. Namun kualitas boneka dalam negeri menurutnya tak sebanding dengan buatan luar negeri.
Dengan keputusan bea cukai ini, para pengimpor boneka seks kini bisa mengambil kembali boneka mereka yang sebelumnya disita oleh pemerintah.
Lee mengatakan perusahaannya terdahulu pun sudah mengambil kembali 20 boneka seks lewat tuntutan hukum. Dia juga menyebut perusahaannya telah mengajukan tuntutan terpisah untuk meminta kompensasi pemerintah karena banyak boneka yang disita itu tak lagi bisa digunakan.
Sementara itu, keputusan ini diperkirakan bakal ditentang oleh sejumlah organisasi hak-hak perempuan dan konservatif. Mereka diprediksi bakal kembali menyuarakan penolakan terhadap boneka seks.
Kelompok itu mengaku akan mendalami objektifikasi seksual perempuan pada boneka tersebut.
(blq/bac)