Bagaimana Peran Yordania Jadi Wali Pelindung Al-Aqsa di Yerusalem?

CNN Indonesia
Sabtu, 31 Des 2022 13:22 WIB
Yordania telah menjadi Wali Penjaga Situs Suci Yerusalem, termasuk Masjid Al-Aqsa, sejak 1924. Bagaimana perannya?
Polisi Israel Bentrok Kembali dengan Warga Palestina di Al-Aqsa. (Foto: AP/Mahmoud Illean)

Sejumlah pihak kerap mengkritik dan mempertanyakan peran Yordania selama sebagai Wali Pelindung/Penjaga situs suci di Yerusalem lantaran Israel yang terlihat lebih dominan dan agresif mengatur aktivitas warga di kota suci bagi tiga umat agama itu.

Israel bahkan kerap secara sepihak menerapkan aturan dan larangan warga beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa atau yang dikenal umat Yahudi sebagai situs suci Tembok Ratapan (Temple Mount).

Tindakan Israel pun tak jarang membuat situasi di Al-Aqsa kerap memanas hingga sering memicu bentrokan antara aparat Israel, umat Muslim terutama warga Palestina sampai menelan korban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak sedikit pula warga di Yerusalem secara terbuka merasa frustrasi karena Yordania dianggap tidak berbuat banyak untuk memperjuangkan Masjid Al-Aqsa dan Palestina.

Amman juga dianggap tak mengambil tindakan signifikan untuk mengakhiri pendudukan Israel yang sudah berlangsung puluhan tahun.

Yordania semakin jadi sorotan setelah Amerika Serikat memindahkan Kedutaan Besar mereka untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 2018 di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Langkah itu dilakukan Trump sebagai sikapnya mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, sebuah langkah yang memicu konflik Israel-Palestina memanas.

Sebab, selama setengah abad lebih, Israel-Palestina saling berebut klaim atas kota itu yang dianggap keduanya merupakan ibu kota masing-masing.

"Di satu sisi ada apresiasi [di kalangan Palestina Yerusalem] atas peran Yordania dalam menahan kebijakan Israel. Dan di sisi lain, ada ketidakpuasan bahwa Yordania tak berbuat lebih banyak," kata analis senior International Crisis Group untuk Israel/Palestina Ofer Zalzberg.

Namun, di sisi lain, Yordania adalah perantara penting bagi Israel dengan Palestina selama masa ketegangan di kota tersebut, khususnya di Yerusalem.

"Ini bukan hanya hubungan bilateral antara Israel dan Palestina. Anda harus melakukan triangulasi dan selalu menyertakan orang Yordania," ujar pakar Israel di Yerusalem Daniel Seidemann.

Pengamat lain bahkan menilai status penjaga kota suci Yordania hanya sebagai simbol.

"Karena masjid berada di wilayah pendudukan, di mana Israel memutuskan dan mengontrol segalanya, dan itulah sumber masalahnya," ujat peneliti dari Stimson Center yang berbasis di Washington DC, Amer Al Sabaileh, demikian dikutip CNN.

Ia menilai model perwalian perlu direvisi sebelum menjadi masalah besar bagi Yordania. Terutama, saat Israel menormalisasi hubungan dengan negara Arab.

(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER