Pabrik India yang Dikaitkan Kematian 18 Anak Uzbekistan Setop Produksi

CNN Indonesia
Sabtu, 31 Des 2022 04:16 WIB
Pabrik pembuat sirup obat batuk India yang dikaitkan dengan kematian 18 anak di Uzbekistan, Marion Biotech menghentikan produksinya. (REUTERS/AJENG DINAR ULFIANA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pabrik pembuat sirop obat batuk India yang dikaitkan dengan kematian 18 anak di Uzbekistan, Marion Biotech menghentikan produksinya. Informasi itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan India Mansukh Mandaviya melalui akun twitternya pada Jumat (30/12) kemarin.

Penghentian produksi dilakukan setelah penyelidikan oleh regulator obat India.

"Semua aktivitas manufaktur Marion Boitech di kantor pusat mereka di negara bagian utara Uttar Pradesh telah dihentikan pada Kamis (29/12) malam. Sementara penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung menyusul pemeriksaan oleh badan pengawas obat-obatan India," katanya seperti dikutip dari CNN.com, Sabtu (31/12).

Sementara itu, Kepala Bagian Hukum Marion Biotech belum mau berbicara lebih jauh mengenai penghentian produksi dan tuduhan obat sirop buatan perusahaannya memicu kematian 18 orang anak di Uzbekistan.

"Kami menunggu laporan, pabrik sudah diperiksa. Kami telah menghentikan produksi semua obat-obatan," katanya.

Hingga Jumat, situs web perusahaan juga tidak beroperasi.

Kementerian Kesehatan Uzbekistan mengatakan 18 anak di negaranya meninggal usai mengonsumsi obat pilek dan flu yang diproduksi oleh produsen obat India Marion Biotech Pvt Ltd.

Mengutip Reuters, Kamis (29/12), kementerian itu mengatakan 18 dari 21 anak yang mengonsumsi sirup Doc-1 Max itu mengalami penyakit pernapasan akut setelah meminum obat itu.

Setelah kejadian itu, kementerian menyelidiki obat untuk mencari penyebab kematian. Hasil penyelidikan mengungkap satu batch sirup itu mengandung etilen glikol, zat berbahaya yang diduga menjadi pemicu kasus gagal ginjal.

Hasil penyelidikan mengungkap obat sirup tersebut diimpor ke Uzbekistan oleh Quramax Medical LLC. Kementerian itu juga menyatakan sirup tersebut diberikan kepada anak-anak di rumah tanpa resep dokter dengan dosis yang melebihi standar untuk anak-anak.

Tidak jelas apakah semua atau salah satu dari anak-anak tersebut telah mengkonsumsi kelompok obat yang dicurigai atau telah mengkonsumsi lebih dari dosis standar, atau keduanya.

(cnn.com/agt)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK