5 Hukuman 'Gila' di Korut Gegara Perkara Remeh

CNN Indonesia
Selasa, 03 Jan 2023 07:39 WIB
Korut pernah mengeksekusi mati remaja hanya gara-gara menyebar video film-film Korsel.
Sejumlah hukuman 'gila' di Korut hanya karena hal remeh. (AFP/KIM WON JIN)

3. Kerja paksa gegara bicara dialek Korsel

Pemerintah Pyongyang juga menghukum empat pelajar Korut yang kedapatan menggunakan aksen atau dialek Korea Selatan pada Desember lalu.

Satu mahasiswa ketahuan mengucapkan kosakata Korsel "jagiya" yang artinya sayang.

Mereka belajar menggunakan dialek Korsel dari lagu, film, atau serial, seperti Crash Landing on You atau Squid Game yang diselundupkan ke negara itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penggunaan aksen Korsel di Korut dianggap sebagai kejahatan kontra-revolusioner.

"Fenomena penggunaan aksen boneka didefinisikan Komite Sentral sebagai tindakan yang tak termaafkan dengan plot musuh menyusup ke ideologi dan budaya borjuis," demikian kata penduduk Korut kepada RFA.

Pihak berwenang Korut menganggap penggunaan aksen Korsel bisa menghancurkan urusan dalam negeri mereka.

Pemerintah juga bisa menjatuhkan hukuman 15 tahun kerja paksa gegara menonton film atau serial buatan Korsel.

4. Tidur saat rapat bisa ditembak mati

Bagi pejabat atau politisi yang tertidur dalam rapat saat Kim Jong berbicara berpotensi mendapat hukuman mati.

Pada 2015 lalu, Menteri Pertahanan Korut, Hyon Yon Chol dilaporkan ditembak mati di hadapan publik karena tertidur saat rapat rapat umum militer.

Menurut sumber dari Korea Selatan, Hyon dieksekusi oleh regu tembak dengan senjata anti-pesawat, demikian dikutip The Guardian.

5. Menulis pernyataan bersalah 10 halaman usai memainkan musik Barat.

Pada 2001, pianis ternama Kim Cheol Woong dituduh melakukan pengkhianatan usai memainkan musik jazz. Jenis ini dianggap sebagai musik Barat.

Suatu hari, Kim memainkan musik yang disebut karya piano "kapitalis." Karya yang dimaksud adalah karya klasik Richard Clayderman, 'L' for Love.

Saat memainkan piano itu, ia berharap bisa membuat senang perempuan yang dicintainya. Di luar, seorang pengadu mendengar melodi tersebut, dan melaporkan Kim ke pihak berwenang.

Pemerintah Korut kemudian menuding dia memainkan musik yang disetujui negara. Polisi lalu menyuruh Kim menuliskan pengakuan bersalah sebanyak 10 halaman.

"Bahkan jika Anda pianis terhebat di dunia, Anda tak bisa bermain piano jika Anda tak menunjukkan loyalitas terhadap Kim Jong Il dan Kim Il Sung," ujar pianis tersebut, seperti dikutip The World.

Namun, hukuman itu disebut tak lagi berlaku lantaran pemerintah menerapkan aturan yang lebih ketat.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER