AS Telepon Kantor Netanyahu Tak Terima Menteri Israel Kunjungi Al-Aqsa
Amerika Serikat menyuarakan keprihatinan tentang lawatan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Washington mewanti-wanti setiap upaya mengubah status quo Yerusalem dan tempat-tempat suci di kota itu "tidak dapat diterima". Kementerian Luar Negeri AS bahkan menghubungi kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk meminta penjelasan soal lawatan Ben-Gvir itu.
"Amerika Serikat tegas melestarikan status quo sehubungan dengan tempat-tempat suci di Yerusalem," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre pada Selasa (3/1).
"Setiap tindakan sepihak yang membahayakan status quo tidak dapat diterima," paparnya lagi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, juga secara terpisah mengatakan Amerika Serikat "sangat prihatin" dengan kunjungan Ben-Gvir ke Al-Aqsa.
"Kunjungan ini berpotensi memperburuk ketegangan dan memprovokasi kekerasan," kata Price seperti dikutip AFP.
Price mengatakan Amerika Serikat telah melakukan "pembicaraan langsung hari ini dengan perwakilan dari kantor perdana menteri" mengenai kunjungan Ben-Gvir.
Ben-Gvir memang dikenal sebagai politikus ekstrem kanan Israel yang kontroversial. Ia memiliki riwayat sering menghasut konflik antara orang Yahudi dengan warga Arab Israel dan Palestina.
Kunjungan Ben-Gvir ke Kompleks Masjid Al-Aqsa terjadi usai ia berdiskusi dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin pekan ini.
Kompleks Al-Aqsa sangat sensitif karena turut menjadi tempat ibadah umat Yahudi atau yang biasa mereka sebut sebagai Temple Mount.
Dalam pembicaraan dengan Netanyahu, Ben-Gvir sepakat mengunjungi titik nyala konflik di Yerusalem.
"Kita tak harus tunduk kepada Hamas. Pemerintah kami tak akan menyerah atas ancaman Hamas," ujar Ben-Gvir, seperti dikutip Ynet News.
Selain AS, Jerman juga melayangkan kekhawatiran serupa soal lawatan Ben-Gvir melalui duta besarnya di Israel.
Banyak negara Arab dan Islam lainnya turut mengecam aksi Ben-Gvir yang dianggap memprovokasi eskalasi konflik Palestina-Israel.
Arab Saudi, Yordania, Uni Emirat Arab, hingga Turki telah melayangkan kecaman serupa terhadap lawatan Ben-Gvir.
(rds/rds)