Pemimpin wilayah Donetsk Pro-Rusia membeberkan detik-detik mencekam setelah pasukan Ukraina membombardir markas sementara pasukan Rusia hingga menewaskan puluhan tentara.
Kabar lainnya tentang kemarahan Iran kepada Prancis lantaran karikatur Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei buatan majalah satir Charlie Hebdo pekan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut sejumlah kabar 24 jam terakhir yang terangkum dalam Kilas Internasional CNNIndonesia.com pagi ini:
Pemimpin kawasan Donetsk mengungkap detik-detik mendebarkan tak lama setelah gempuran Ukraina menewaskan puluhan tentara Rusia pada akhir tahun lalu.
Denis Pushilin selaku pemimpin kawasan separatis Donetsk yang pro-Rusia itu mengungkap detik-detik tersebut melalui unggahan di Telegram.
"Berdasarkan informasi yang saya punya, saya dapat katakan dengan pasti bahwa banyak potret keberanian dan kepahlawanan dari para anggota resimen," ujar Pushilin, sebagaimana dikutip CNN.
Filipina memerintahkan semua kolonel dan jenderal polisi mengundurkan diri dari jabatan. Desakan resign ini dilakukan rezim Presiden Ferdinand Marcos Jr. guna mereformasi badan kepolisian negara dari sindikat perdagangan narkoba.
Menteri Dalam Negeri Filipina Benjamin Abalos memerintahkan seluruh kepolisian dari tingkat kolonel sampai jenderal secara sukarela mengundurkan diri demi mengembalikan kepercayaan publik, terutama terkait kampanye pemerintah menanggulangi kejahatan narkoba.
"Kami memiliki masalah besar di kepolisian kami. Kami memiliki jenderal dan kolonel yang terlibat dalam kejahatan narkoba. Dan berdasarkan rekomendasi Kepala Kepolisian Nasional Filipina (PNP) dan pejabat lainnya, saya mengimbau kepada semua kolonel dan jenderal untuk mengajukan pengunduran diri mereka dengan hormat," kata Abalos di Manila seperti dikutip Reuters pada Rabu (4/1).
Iran memprotes keras Prancis setelah majalah satir Charlie Hebdo menerbitkan gambar karikatur Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei pekan ini.
Teheran menganggap karikatur itu merupakan bentuk penghinaan jelas terhadap sang pemimpin.
"Tindakan menghina dan tidak senonoh dari publikasi Prancis dalam menerbitkan kartun melawan otoritas agama dan politik tidak akan berjalan tanpa tanggapan yang efektif dan tegas," kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian melalui kicauan di Twitter pada Rabu (4/1).
(tim/bac)