Panik 'Tsunami' Covid, Warga China Kena Tipu Beli Obat di Pasar Gelap

CNN Indonesia
Kamis, 05 Jan 2023 19:25 WIB
Warga China ramai-ramai nekat menyerbu pasar gelap demi mendapat obat flu dan demam di tengah 'tsunami' Covid-19 yang kembali menerpa negara itu.
Banyak warga China terpaksa beli obat di pasar gelap hingga tertipu karena panik 'tsunami' Covid-19. (REUTERS/TINGSHU WANG)
Jakarta, CNN Indonesia --

Warga China ramai-ramai nekat menyerbu pasar gelap demi mendapat obat flu dan demam di tengah 'tsunami' Covid-19 yang kembali menerpa negara itu.

Gelombang Covid-19 China kali ini membuat warga panic buying membeli obat di apotek atau toko obat lain sehingga mudah kena tipu 'calo-calo' nakal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Toko obat dan apotek sampai-sampai kehabisan stok obat demam dan pereda nyeri. Orang-orang kemudian beralih ke penjual online yang memasang harga tak masuk akal dan tanpa jaminan bakal datang.

Warga China yang menjajal pasar gelap online adalah Qiu. Ia menghabiskan ribuan yuan demi obat Covid-19 karena salah satu anggota keluarganya sakit. Namun, obat itu tak sampai di tangan dia.

[Gambas:Video CNN]

"[Saya] terluka, tak punya harapan, dan betul-betul marah," kata Qiu, seperti dikutip AFP.

Qiu lalu menceritakan awal mula merambah ke pasar gelap demi mendapatkan obat-obatan. Sebelumnya, ia berkomunikasi secara online dengan seseorang yang mengklaim dari Farmasi Ghitai, Hong Kong.

Orang itu mengaku punya akses Paxlovid dan bisa mengirim beberapa obat ke China. Dia lalu mengarahkan Qiu ke situs farmasi itu.

Qiu lalu membayar 12 ribu yuan atau sekitar Rp27 juta untuk enam boks Paxlovid.

"(Percaloan akses obat) itu tindakan yang memuakkan. Setiap detik berharga saat Anda berusaha menyelamatkan nyawa seseorang," ujar dia.

Sementara itu, Ghitai Farmasi menyatakan situs yang digunakan Qiu untuk melakukan transaksi adalah palsu.

Mereka lalu melaporkan situs dan kekacauan yang dibuat penjual palsu ke polisi.

"Ghitai tak pernah menawarkan obat untuk Covid-19. [Kami juga] mengimbau konsumen untuk berhati-hati menghindari penipuan dan kehilangan uang," demikian menurut keterangan Ghitai.

Warga China lain yang sempat berniat membeli obat di pasar gelap adalah Xiao.

Ia "benar-benar bingung" saat melihat iklan online Paxlovid dibanderol 18 ribu yuan atau sekitar Rp40 juta.

Xiao tak jadi membeli obat itu. Beberapa hari kemudian kakeknya meninggal.

"[Saya] merasa putus asa dan tak berdaya," ujar Xiao.

Pihak berwenang China sempat mengatakan tengah menyiapkan paket Paxlovid ke beberapa rumah sakit dan klinik. Namun, banyak orang masih kesulitan mendapat pil itu.

Di tengah krisis obat yang melanda China, sejumlah warga memilih alternatif lain. Beberapa membeli obat Paxlovid buatan India yang lebih murah, Paxista.

AFP sempat menemui seseorang yang mengklaim dari farmasi India. Dia menawarkan obat generik anti-Covid seharga 1.500 yuan atau sekitar Rp3,4 juta per boks.

(isa/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER