Keok, Putin Tetap Ngotot Cuma Mau Dialog jika Ukraina Serahkan Wilayah

CNN Indonesia
Kamis, 05 Jan 2023 20:01 WIB
Meski pasukan Rusia keok, Presiden Vladimir Putin tetap ngotot hanya akan membuka ruang dialog jika Ukraina mau memberikan sebagian wilayahnya.
Meski pasukan Rusia keok, Presiden Vladimir Putin tetap ngotot hanya akan membuka ruang dialog jika Ukraina mau memberikan sebagian wilayahnya. (Sputnik via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia --

Meski pasukan Rusia keok, Presiden Vladimir Putin tetap ngotot hanya akan membuka ruang dialog jika Ukraina mau memberikan sebagian wilayahnya kepada Negeri Beruang Merah.

"Putin mengonfirmasi keterbukaan Rusia untuk dialog serius dengan syarat Kyiv memenuhi persyaratan yang sudah diutarakan berulang kali terkait realitas wilayah baru," demikian pernyataan pemerintah Rusia yang dikutip AFP.

Selama ini, Rusia menggunakan istilah "realitas wilayah baru" untuk merujuk pada peta baru kedua negara yang diajukan Moskow.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam realitas baru itu, Rusia ingin Ukraina secara resmi memberikan wilayah-wilayah yang sudah dicaplok Negeri Beruang Merah sebelumnya.

Secara keseluruhan, Rusia sudah mencaplok lima wilayah Ukraina sejak 2014 lalu, dimulai dengan Crimea.

Empat wilayah lainnya kemudian dicaplok tahun lalu. Keempat wilayah itu mencakup Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia.

Para pejabat "boneka" Rusia di keempat wilayah itu menggelar referendum untuk menentukan warga ingin bergabung dengan Negeri Beruang Merah atau tidak.

Meski banyak dugaan kecurangan, hasil akhir referendum itu menunjukkan mayoritas warga di keempat wilayah itu ingin bergabung dengan Rusia.

Tak lama setelah itu, Rusia pun mencaplok keempat wilayah tersebut. Meski demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan pasukan Rusia sebenarnya hanya menguasai sebagian wilayah di keempat kawasan itu.

Banyak pihak memandang Rusia buru-buru mencaplok keempat wilayah itu karena mulai terdesak akibat perlawanan balik Ukraina yang kian keras.

[Gambas:Video CNN]

Ketika belakangan ini Rusia kian terdesak, Putin kembali membahas nasib wilayah-wilayah yang dicaplok tersebut.

Pasukan Rusia sejak akhir tahun lalu, terutama setelah Ukraina melancarkan serangan ke dua titik pangkalan militer Negeri Beruang Merah, yaitu di Makiivka dan Chulakivka, pada 31 Desember.

Ukraina mengklaim 400 tentara Rusia tewas dalam gempuran di Makiivka. Namun, Rusia mencatat serangan Ukraina itu menewaskan 89 tentara mereka.

Angka kematian yang begitu tinggi menuai kontroversi di lingkaran dalam pemerintahan Rusia.

Sebagian pihak menuding komandan Rusia di lapangan tak becus karena menempatkan barak personel di gedung sekolah secara terang-terangan, tanpa kamuflase.

Namun, Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan tentaranya yang terlalu sering menggunakan ponsel sehingga Ukraina dapat melacak keberadaan mereka.

(has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER