Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyindir Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengumumkan gencatan senjata selama dua hari di Ukraina. Biden menyebut Putin cuma "cari oksigen" atas agresinya di Kyiv.
"Dia tak segan mengebom rumah sakit, tempat perawatan bayi baru lahir, dan gereja [pada 25 Desember dan pada Tahun Baru]" kata Biden seperti dikutip AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya rasa dia (cuma) sedang berusaha cari oksigen," imbuhnya.
Terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ned Price juga turut mengolok-olok deklarasi gencatan senjata Putin. Price menyebut gencatan senjata Putin "hanyalah demi kepentingannya sendiri".
Price curiga Putin punya niat terselubung di balik sikapnya tersebut.
"Kami memiliki sedikit kepercayaan pada niat di balik pengumuman ini," ujarnya.
Menurut Price, Putin bakal menggunakan jeda waktu dua hari itu untuk "mengumpulkan kembali pasukan, beristirahat, dan akhirnya menyerang kembali" Ukraina.
Dia menilai Putin kemungkinan berusaha "membodohi dunia" dengan membuatnya terlihat mendambakan perdamaian.
"Ini bukan perubahan atas gelombang perang," ujarnya.
"Jika Rusia benar-benar serius ingin berdamai, ingin menyudahi perang ini, mereka pasti menarik pasukannya dari wilayah kedaulatan Ukraina."
Putin sebelumnya memang memerintahkan gencatan senjata di Ukraina selama dua hari pada Jumat (6/1) dan Sabtu (7/1). Gencatan senjata itu bertepatan dengan perayaan Natal Kristen Ortodoks yang jatuh pada awal Januari.
Perayaan semacam ini banyak dirayakan secara besar-besaran oleh umat Kristen Ortodoks di Rusia dan Ukraina.
"Saya menginstruksikan Menteri Pertahanan Rusia menerapkan gencatan senjata di sepanjang garis kontak antara kedua belah pihak di Ukraina dari pukul 12.00 (09.00 GMT) pada 6 Januari 2023 hingga 24.00 (21.00 GMT) pada 7 Januari 2023," kata Putin melalui pernyataan yang dirilis Kremlin pada Kamis (5/1).
Gencatan senjata ditetapkan menyusul permintaan dari Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriarch Kirill, yang ingin tak ada peperangan selama hari raya keagamaan itu.
Ini adalah pertama kalinya Rusia memberlakukan gencatan senjata penuh di Ukraina sejak melancarkan invasi pada Februari 2022. Meski begitu, Ukraina menolak mentah-mentah deklarasi Putin tersebut.
Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengatakan Rusia harus meninggalkan wilayah pendudukan di Ukraina terlebih dahulu sebelum menerapkan gencatan senjata. Ia bahkan menganggap deklarasi Putin itu hanya kemunafikan Rusia belaka dan menyebutnya propaganda.
"Rusia harus meninggalkan wilayah pendudukan, baru setelah itu akan ada 'gencatan senjata sementara'. Simpan kemunafikan pada diri Anda sendiri," kata Podolyak di Twitter.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Putin Perintahkan Gencatan Senjata saat Natal hingga Ukraina Menolak |
"Ini adalah gerakan propaganda yang lengkap dan tidak lebih," kata Podolyak dalam pernyataan terpisah.
Menurut Podolyak, Rusia sedang berusaha menemukan cara menurunkan intensitas pertempuran dan serangan ke pusat logistiknya.
Ia menganggap deklarasi gencatan senjata diumumkan Putin untuk diam-diam memperkuat dan menyusun kembali agresinya di Ukraina. Dia lantas menyebut deklarasi Putin adalah "tipuan dangkal".
(blq/bac)