ANALISIS

NATO Kian Getol Kirim Senjata ke Ukraina, Perang Makin Berkobar?

CNN Indonesia
Kamis, 19 Jan 2023 10:05 WIB
NATO termasuk AS semakin getol kirim senjata dan alutsista ke Ukraina untuk melawan agresi Rusia, apakah perang akan semakin berkobar?
Pasuikan Ukraina menembakkan Howitzer M777 buatan AS ke arah pasukan Rusia. (REUTERS/CLODAGH KILCOYNE)

Senada, pengamat hubungan internasional dari Universitas Airlangga Radityo Dharmaputro mengatakan dukungan senjata dari Barat semata-mata agar Ukraina bisa bertahan dan menyerang balik Rusia.

"Negara-negara Eropa memahami kalau sampai Ukraina kalah, maka target Rusia berikutnya adalah negara Uni Eropa yang berbatasan langsung dan pernah menjadi wilayah [Uni] Soviet," kata Radityo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, pasokan senjata canggih itu mungkin bisa memperpanjang perang di Eropa timur.

Ukraina tak akan menyerah begitu saja dan enggan berdamai selama Rusia belum menarik pasukan secara penuh dari seluruh wilayah yang diinvasinya.

Di sisi lain, Rusia juga ogah mundur karena cara ini akan membuat malu pemerintah serta memicu gejolak domestik bagi Presiden Vladimir Putin.

Radityo menilai perang terus berlanjut selama negosiasi damai belum tercipta. Kesepakatan damai baru bisa terwujud, kata dia, jika Ukraina berhasil memukul mundur pasukan Moskow.

Dia juga mencatat aliran senjata dari Barat bisa membuat Rusia mengalami kekalahan.

"Pasokan senjata dari Barat, terutama tank, ini bisa membuat Rusia dipukul mundur," ucap Radityo.

Sementara itu, Waffa menilai negosiasi damai terjadi jika perang begitu melelahkan dan membuat kedua pihak capek atau salah satu pihak menang telak.

Jika salah satu pihak menang dan tujuan perang tercapai, mereka yang nantinya mengatur hasil negosiasi damai.

Namun, Waffa juga masih belum bisa menduga negosiasi damai seperti apa yang diinginkan Ukraina-Rusia.

"Kalau negosiasi damai yang kita lihat adalah karena sama-sama lelah, justru bantuan senjata sebetulnya membantu," ungkap dia.

Sebab, bantuan senjata itu mendorong jalan buntu atau stalemate meski membutuhkan waktu yang lebih lama.

Sejauh ini, pasokan senjata canggih dari AS dan sekutu dekatnya ke Ukraina tak akan membuat mereka terlibat langsung dalam perang.

Barat juga masih khawatir keterlibatan langsung mereka di medan perang akan membuat Rusia makin agresif, demikian menurut Radityo.

"Jadi niatnya masih membantu Ukraina berjuang, bukan lantas berjuang bersama Ukraina," jelas dia lagi.

(isa/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER