Seorang profesor di Amerika Serikat memicu kontroversi karena menampilkan lukisan Nabi Muhammad di kelas, membuatnya dipecat dari universitas tempatnya bekerja.
Profesor bernama Erika Lopez Prater itu memantik amarah umat Muslim setelah ia menampilkan lukisan Nabi Muhammad dalam salah satu kelas seni yang ia pimpin di Universitas Hamline di Minnesota.
Dalam ajaran Islam, wajah Nabi Muhammad tidak pernah ditampilkan, bahkan dilarang, demi menghindari pengultusan dan pemujaan terhadap figur yang bersangkutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Larangan itu juga diberlakukan guna menghindari pelecehan dari gambar-gambar yang tak semestinya maupun potensi seperti mudah diinjak hingga dinodai.
Meski sudah diperingatkan banyak pihak, Lopez Prater tetap menampilkan lukisan berusia dua abad itu di salah satu kelasnya pada Oktober lalu.
Lopez Prater mengatakan kepada murid-muridnya bahwa ia menunjukkan karya seni itu untuk melawan kepercayaan bahwa semua Islam melarang penggambaran terhadap Nabi Muhammad.
"Walau banyak kebudayaan Islam memang melarang praktik ini, saya ingin mengingatkan bahwa kebudayaan monoteisme Islam tidak hanya satu," kata Lopez Prater sebelum menunjukkan lukisan itu.
Lopez Prater sendiri mengaku kepada The New York Times bahwa ia menyadari banyak Muslim masih memegang kepercayaan bahwa Nabi Muhammad tak boleh digambarkan.
Ia pun mengaku sudah memperingatkan para siswanya terlebih dulu. Lopez Prater bahkan sudah mengumumkan di silabusnya bahwa ia akan menunjukkan lukisan itu dalam salah satu kelas.
AFP melaporkan bahwa umat Muslim pun sudah mulai bersuara ketika silabus itu tersebar di universitas.
Salah satu pihak bahkan masih memperingatkan Lopez Prater satu jam sebelum kelas dimulai. Namun, profesor itu masih bersikeras melanjutkan agendanya.
Setelah kelas itu, sekitar 2.000 mahasiswa masuk dalam pusaran kontroversi. Sebagian menganggap keputusan untuk menampilkan lukisan itu merupakan bentuk kebebasan berekspresi.
Di sisi lain, para mahasiswa Muslim masih tetap meyakini bahwa menunjukkan gambar Nabi Muhammad merupakan penistaan.
Kala kontroversi memanas, pihak Universitas Hamline memutuskan untuk memecat Lopez Prater.
Namun, bara kontroversi masih terus berkobar. Yayasan Hak dan Ekspresi Individu (FIRE) menganggap Universitas Hamline melanggar komitmennya sendiri untuk menjamin kebebasan berekspresi.
"Jika Hamline benar-benar berkomitmen terhadap kebebasan akademis, mereka tak bisa mengambil tindakan terhadap pihak yang menampilkan materi yang relevan di ruang kelas, tak peduli jika itu menyinggung murid tertentu," tulis FIRE.