Juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yurii Ihnat, mengatakan Rusia meluncurkan 30 rudal lebih ke sejumlah wilayah, Kamis (26/1) pagi ini.
Rudal itu ditembakkan dari pesawat pengebom strategis yang lepas landas dari wilayah Murmansk Rusia, tepat setelah Amerika Serikat dan Jerman bersepakat mengirim tank ke Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menduga lebih dari 30 rudal, telah muncul di berbagai kota," kata Ihnat seperti dikutip dari CNN.
Rudal itu salah satunya ditembakkan ke wilayah Vinnytsia. Gubernur Vinnytsia, Serhiy Borzov, mengatakan beberapa misil telah menggempur wilayah barat kota itu.
Kepala administrasi militer kota Kyiv, Serhii Popko, juga mengatakan lebih dari 15 rudal telah meluncur "ke arah Kyiv" namun semuanya telah ditembak jatuh.
Serangan di Kyiv itu pun menewaskan satu orang dan dua lainnya luka-luka.
"Ada informasi mengenai satu orang meninggal dunia dan dua orang terluka akibat serangan rudal yang menyasar distrik Holosiyivskyi," kata Walikota Kyiv, Vitaliy Klitschko.
Peringatan soal serangan udara ini sendiri sudah dinyalakan di seluruh negeri sejak Kamis pagi.
Komando Angkatan Udara Ukraina sempat melaporkan pihaknya telah menembak jatuh 24 rudal Rusia dalam semalam.
Serangan puluhan rudal ini datang setelah Jerman dan Amerika Serikat baru-baru ini menyetujui pengiriman tank canggih ke Ukraina.
AS disebut bakal mengirim 31 tank M1 Abrams ke Kyiv, sementara Jerman berjanji mengirim 14 tank Leopard 2.
Di samping itu, Jerman juga mengizinkan negara-negara lain jika ingin mengirimkan tank Leopard 2 untuk Ukraina. Berdasarkan undang-undang Jerman, negara yang ingin mengekspor ulang senjata buatan Berlin itu memang memerlukan izin dari pemerintah Jerman.
Soal pengiriman tank ini, Rusia telah menyatakan bahwa rencana tersebut menandakan negara-negara Barat telah "terlibat langsung" dalam perang negaranya dengan Ukraina.
Dengan demikian, perang antara Rusia dan Ukraina bakal dianggap bukan perang dua negara, melainkan perang antara Rusia dan sejumlah negara yang mendukung Ukraina.
"Eropa dan Washington terus-terusan menyatakan bahwa pengiriman berbagai jenis senjata, termasuk tank, sama sekali bukan berarti bahwa mereka terlibat dalam konflik. Kami sangat tidak setuju dengan ini," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov seperti dikutip AFP, Kamis (26/1).
"Di Moskow, (pengiriman tank semacam) ini dianggap sebagai keterlibatan langsung dalam konflik dan kami melihat bahwa ini terus berkembang," lanjut dia.
(blq/bac)