Siapa Paludan yang Bakar Al Quran dan Apa Hubungannya dengan Rusia?

CNN Indonesia
Senin, 30 Jan 2023 16:12 WIB
Politikus Swedia Rasmus Paludan memicu kontroversi karena membakar Al Quran. Rusia disebut mendalangi aksi ini. Siapa Paludan dan apa hubungannya dengan Rusia?
Politikus Swedia Rasmus Paludan memicu kontroversi karena membakar Al Quran. Rusia disebut mendalangi aksi ini. (TT News Agency via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia --

Politikus ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan, lagi-lagi memicu kontroversi usai menggelar aksi membakar Al Quran di Copenhagen, Jumat (27/1).

Aksi itu dilakukan di depan sebuah masjid dan Kedutaan Besar Turki di Copenhagen, sepekan setelah aksi yang sama di depan Kedubes Turki di Stockholm, Swedia, 21 Januari lalu.

Paludan mengklaim menggelar aksi itu untuk mendesak Turki merestui Swedia masuk NATO. Namun, sejumlah pihak menuding Rusia merupakan dalang di balik aksi Paludan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, siapa Rasmus Paludan yang hobi membakar Al Quran dan apa hubungannya dengan Rusia?

Paludan sejak lama dikenal kerap memicu kontroversi. Mengawali karier sebagai pengacara, Paludan kemudian aktif mengikuti demonstrasi anti-Muslim yang digelar kelompok For Frihed di Denmark.

Setahun kemudian, tepatnya 2017, politikus kelahiran Denmark itu mendirikan partai Stram Kurs yang dikenal menolak kehadiran imigran dan Muslim di Denmark.

Dia pertama kali menyedot perhatian internasional pada 2019, ketika menggelar demonstrasi di Viborg, Denmark. Dalam aksi itu, ia membakar Al Quran hingga memancing emosi Muslim dunia.

Saat itu, sekitar 100 orang ikut serta dalam demonstrasi tersebut, menurut laporan media lokal Denmark, Nyheder.

Pada Agustus 2020, Paludan kembali menjadi perhatian karena berencana membakar Al Quran dalam demonstrasi di Malmo, Swedia. Namun, Paludan dilarang masuk ke Swedia oleh otoritas berwenang.

[Gambas:Video CNN]

Swedia mencegat Paludan di pos pemeriksaan dan menekankan bahwa politikus itu dilarang masuk ke negara tersebut hingga dua tahun.

"Dia merupakan ancaman serius," demikian pernyataan kepolisan Swedia yang dikutip media lokal, SVT Nyheter.

Meski begitu, setelah insiden tersebut Swedia memberikan Paludan kewarganegaraan. Pria yang gemar bolak-balik Swedia-Denmark itu diberikan status kependudukan karena ayahnya memang warga Swedia.

Setelah itu, Swedia memvonis bersalah Paludan atas tuduhan membuat pernyataan rasial dan menghina.

Paludan pun sempat dijerat hukuman tiga bulan penjara, berdasarkan laporan Copenhagen Post. Dia juga didenda 30 ribu krona atau setara Rp45,7 juta.

Seolah tak kapok, ia kembali merencanakan aksi demonstrasi dengan membakar Al Quran pada April 2022 di sejumlah kota di Swedia.

Rencana demonstrasi itu pun memicu gelombang protes baru. Banyak yang menolak aksi Paludan karena dianggap memicu kebencian, menurut laporan The Guardian.

Meski memiliki rekam jejak buruk, Paludan tetap diberi izin ketika hendak menggelar demonstrasi di depan Kedubes Turki di Stockholm pada 21 Januari lalu atas dasar kebebasan berekspresi.

Paludan bersumpah akan terus menggelar demonstrasi hingga Turki merestui Swedia masuk NATO.

Namun belakangan, muncul dugaan Rusia menjadi dalang di balik aksi Paludan ini.

Mengapa Rusia diduga mendalangi aksi ini? Baca di halaman berikutnya >>>

Siapa Paludan yang Bakar Al Quran dan Apa Hubungannya dengan Rusia?

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER