Jakarta, CNN Indonesia --
Politikus ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan, masih menjadi perbincangan karena aksinya membakar Al Quran di Stockholm Swedia dan Copenhagen Denmark dalam kurun waktu dua pekan.
Dalam aksi terbarunya di depan sebuah masjid dan Kedutaan Besar Turki di Copenhagen, Denmark, Paludan bahkan makin membuat Muslim murka karena berjanji membakar Al Quran setiap hari Jumat. Aksi itu bakal dia lakukan sampai Turki merestui Swedia bergabung dengan NATO.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paludan memang mengklaim bahwa dirinya beraksi demikian agar Swedia bisa segera disetujui masuk NATO. Sebab Turki selama ini ogah-ogahan merestui Swedia, juga Finlandia, karena persoalan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang kabur dari Turki ke negara itu.
Terlepas dari itu, berikut ini sejumlah fakta mengenai pembakaran Al Quran Paludan.
1. Lima kali bakar Al Quran
Aksi pembakaran Al Quran di Swedia bukan kali pertama dilakukan Paludan. Politikus itu tercatat sudah lima kali membakar Al Quran hingga memicu kecaman.
Dia pertama kali membakar kitab suci umat Islam itu pada 2019. Saat itu, Paludan membakar Al Quran dengan dibungkus daging babi, seperti dikutip TRT. Salinan Al Quran yang dia bungkus dengan daging babi asap itu dibakar dan dilempar ke udara.
Dia juga pernah membakar Al Quran di Rinkeby, Malmo, Swedia, pada September 2020. Aksi kontroversialnya itu lantas membuat dia dilarang memasuki negara itu selama dua tahun, seperti dikutip Al Jazeera.
[Gambas:Video CNN]
Pada April 2022, Paludan juga membakar lagi Al Quran. Saat itu dia beraksi di Linkoping, Swedia, dengan dikawal polisi.
Paludan lagi-lagi membakar Al Quran pada Mei 2022. Masih di kota yang sama, dia mengumumkan aksinya melalui media sosialnya, seperti dikutip The Daily Sabah.
Yang terbaru yakni aksi pembakaran Al Quran di Stockholm dan Denmark. Dua aksi itu dilakukan untuk mendesak Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyetujui Swedia masuk NATO.
2. Anti-imigran dan anti-Islam
Paludan merupakan pendiri dan pemimpin partai Stram Kurs. Stram Kurs atau gerakan keras merupakan gerakan sayap kanan Denmark yang menolak kehadiran imigran dan warga Islam di Denmark.
3. Janji bakar Al Quran tiap Jumat
Dalam aksinya di Denmark pada Jumat (27/1), Paludan mengancam bakal membakar Al Quran setiap Jumat pukul 14.00 waktu setempat jika Turki tidak cepat-cepat merestui Swedia masuk NATO.
Lanjut baca di halaman berikutnya...
4. Tak dihukum
Aksi pembakaran Al Quran Paludan ini tak ditindaklanjuti oleh Swedia.
Negara itu tak menjatuhkan hukuman kepada Paludan lantaran aksi demonstrasi politikus tersebut dianggap sah di bawah Undang-Undang Kebebasan Berpendapat Swedia.
5. Dikecam banyak negara
Sejumlah negara, baik negara mayoritas Muslim hingga Barat mengecam keras tindakan Paludan.
Mulai dari Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, hingga Maroko menyatakan marah dengan aksi pembakaran Al Quran tersebut.
Swedia bahkan ikut mengecam aksi Paludan dengan menyebut bahwa tindakan itu "sangat tidak sopan".
"Kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Tapi apa yang legal, belum tentu sesuai. Membakar buku yang suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan," kata Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson, seperti dikutip AFP, Senin (23/1).
6. Dikecam umat Kristen hingga Yahudi
Bukan cuma Muslim saja yang mengecam Paludan, umat Kristen hingga Yahudi juga turut menyuarakan kemarahan serupa.
Ketua Departemen Sinode untuk Hubungan Gereja Rusia dengan Masyarakat dan Media Massa, Vladimir Legoyda mengecam Paludan dengan menyebut yang bersangkutan telah melanggar batas kemanusiaan.
"Batas kemanusiaan tidak bisa dilanggar, dan kesucian agama tidak bisa dilukai dalam perjuangan politik," kata Legoyda dikutip dari TASS.
[Gambas:Photo CNN]
Komunitas Yahudi di Turki juga mengutuk keras tindakan Paludan yang disebut "teror agama".
"Kami mengutuk keras Rasmus Paludan dan orang-orang yang mengizinkannya membakar Alquran. Ini adalah kejahatan kebencian, tindakan teror agama. Kita semua harus menghormati keyakinan dan budaya masing-masing," demikian bunyi keterangan komunitas.
7. Swedia tak direstui Erdogan buat masuk NATO
Aksi pembakaran Al Quran Paludan nyatanya bukan cuma dikecam saja. Erdogan bahkan sampai tak sudi merestui Swedia masuk NATO gegara tingkah Paludan.
Erdogan menegaskan Swedia tak perlu berharap direstui Turki setelah "menyebabkan aib di depan kedutaan besar Turki".
"Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan kami untuk NATO," kata Erdogan dalam tanggapan resmi pertamanya terhadap tindakan politisi anti-Islam selama protes pada Sabtu (21/1) disetujui polisi Swedia meski Turki keberatan.
"Jelas mereka yang menyebabkan aib seperti itu di depan kedutaan besar negara kami tidak lagi dapat mengharapkan kebaikan dari kami atas permohonan mereka untuk menjadi anggota NATO," kata Erdogan seperti diberitakan AFP.
8. Kedubes Swedia di sejumlah negara digeruduk massa
Beberapa warga di sejumlah negara menggelar unjuk rasa memprotes aksi Paludan membakar Al Quran. Mereka ramai-ramai menggeruduk Kedutaan Besar Swedia di negara masing-masing.
Beberapa negara tersebut antara lain Indonesia, Pakistan, hingga Turki. Umumnya, mereka mendesak umat Islam bersatu mengecam Paludan dan meminta pemerintah Swedia menghukum Paludan atas perbuatannya.