Aksi pembakaran Al Quran oleh politikus ekstrem kanan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan, sampai pertempuran Rusia vs Ukraina masih jadi sorotan pemberitaan global pada Selasa (31/1).
Dua tahun peringatan kudeta militer Myanmar juga menjadi perhatian internasional kemarin. Berikut kilas berita internasional:
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perang sipil dan krisis politik masih terus berlangsung menginjak dua tahun junta militer berkuasa di Myanmar pada Rabu (1/2).
Junta militer mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan sipil pada 1 Februari 2021 melalui kudeta dan menangkap puluhan pejabat termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi hingga Presiden Htin Kyaw.
Lebih dari satu juta warga Prancis menggelar demonstrasi untuk menolak rencana perpanjangan usia pensiun, Selasa (31/1).
Kementerian Dalam Negeri Prancis menyatakan total 1,2 juta orang protes mengenai rencana Presiden Emmanuel Macron menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64.
Jumlah ini meningkat dari demonstrasi pertama terkait usia pensiun yang digelar di negara itu pada 19 Januari lalu. Saat itu, 80 ribu warga berunjuk rasa di Paris, tapi kini angkanya mencapai 87 ribu.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dikritik publik usai menunjuk putrinya, Nurul Izzah, sebagai penasihat pro bono di bidang ekonomi dan keuangan.
Terlepas dari fakta bahwa Nurul tak dibayar, para kritikus menilai penunjukan tersebut dianggap sejumlah pihak sebagai bentuk nepotisme karena putrinya itu tidak memiliki pengalaman di bidang ekonomi dan keuangan.
Organisasi non-pemerintah, Transparency International Malaysia (TI-M), memandang bahwa penunjukan Nurul tersebut "memberikan sinyal yang salah, dan jika tidak diperbaiki akan menjadi faktor yang bakal muncul dalam Indeks Persepsi Korupsi".
Hungaria selaku anggota Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) mengkritik sikap Swedia yang mengizinkan insiden pembakaran Al Quran oleh politikus Rasmus Paludan di negara itu.
Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, mengatakan sikap Swedia yang membolehkan politikus ekstrem sayap kanan mereka, Rasmus Paludan, membakar Al Quran merupakan suatu "kebodohan yang nyata".
Menurutnya, dalih kebebasan berpendapat yang diklaim Swedia dalam merespons kecaman tindakan Paludan tak masuk akal.
(rds)