Sebagian warga terutama korban gempa Turki tidak menyambut baik kunjungan Presiden Recep Tayyip Erdogan ke sejumlah lokasi gempa pada Kamis (9/2), tiga hari setelah bencana terjadi.
Sejumlah warga menganggap respons pemerintah terhadap situasi pasca-gempa lambat. Beberapa mengklaim bantuan pemerintah bahkan baru datang 12 jam setelah gempa terjadi pada Senin (6/2) dini hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa warga juga menganggap lawatan Erdogan ke lokasi gempa dilakukan demi menarik simpati publik menjelang pemilihan umum Mei mendatang. Erdogan memang mencalonkan diri lagi sebagai presiden Turki, jabatan yang sudah ia pegang sejak 2014.
"Jangan datang ke sini untuk meminta suara," kata Hakan Tanriverdi, warga Provinsi Adiyaman yang merupakan salah satu wilayah paling terdampak gempa magnitudo 7,7 Senin kemarin.
"Kami sangat terluka karena tidak ada yang membantu kami," paparnya lagi mengkritik respons pemerintah soal gempa.
Tak hanya Tanriverdi, penduduk Adiyaman lainnya, Mehmet Yildirim, juga mengeluh tim penyelamat tidak segera datang dan menyelamatkan orang-orang yang masih terjebak di bawah puing reruntuhan di jam-jam kritis usai gempa terjadi.
"Saya tidak melihat siapa pun datang sampai Senin pukul 14.00 waktu setempat pada hari kedua usai gempa terjadi," kata Yildirim kepada AFP pada Kamis (9/2).
"Tidak ada pemerintah, tidak ada pemerintah negara bagian, tidak ada polisi, tidak ada tentara. Memalukan! Anda meninggalkan kami sendirian," paparnya menambahkan.
Kekecewaan juga terpancar dari seorang sukarelawan, Hediye Kalkan. Ia mengaku melakukan perjalanan hampir 150 kilometer untuk membantu upaya penyelamatan korban gempa di Adiyaman.
"Mengapa negara tidak menunjukkan dirinya pada hari-hari seperti ini? Orang-orang mengevakuasi jasad kerabat dan keluarga mereka yang menjadi korban dengan tangan mereka sendiri," ujar Kalkan.
Meski begitu, pihak berwenang menegaskan telah semaksimal mungkin melakukan evakuasi dan penyelamatan di tengah cuaca dingin ekstrem bersalju, medan yang sulit, hingga alat serta tenaga manusia yang terbatas.
Area terdampak gempa yang sangat luas di mana jumlah bangunan yang runtuh mencapai belasan ribu pun membuat tim SAR kewalahan melakukan evakuasi dan penyelamatan.
Erdogan sendiri menegaskan telah mengirim ribuan pasukan untuk membantu proses evakuasi di lokasi gempa, di tambah kiriman tenaga sukarelawan dari berbagai negara.
Saat menemui sejumlah korban di area gempa, Erdogan pun sempat mengakui bahwa ada kekurangan dari pemerintah soal penanganan gempa. Namun, menurutnya, saat ini bukan waktunya berdebat soal ini.
"Ini adalah waktu untuk bersatu, untuk solid. Di waktu seperti ini, saya tidak akan membiarkan orang melakukan kampanye negatif demi kepentingan politik," kata Erdogan saat berkunjung ke lokasi gempa di Provinsi Hatay, Kamis (9/2).
Erdogan mengatakan situasi gempa pada Senin (6/2) dini hari itu merupakan situasi yang tak mungkin telah diprediksi dan dipersiapkan sebelumnya.
Dia pun menegaskan pemerintah bakal mempercepat pembersihan puing-puing dan pembangunan rumah bagi warga yang terdampak.
(rds)