Empat orang tewas setelah pasukan Taliban menyerang kompleks polisi di kota pelabuhan Karachi, Jumat (17/2). Keamanan akan ditingkatkan di ibu kota Islamabad.
Serangan itu terjadi hanya beberapa minggu setelah ledakan bom di sebuah masjid di kompleks polisi, Kota Peshawar, yang menewaskan lebih dari 80 petugas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taliban Pakistan mengatakan para pejuangnya menyerbu kompleks kantor polisi Karachi yang dijaga ketat. Di sana terdapat puluhan gedung administrasi dan perumahan serta ratusan petugas dan keluarga mereka.
"Empat orang tewas dalam serangan itu, termasuk dua polisi, satu polisi hutan, dan satu petugas kebersihan," kata juru bicara pemerintah Sindh Murtaza Wahab Siddiqui, dikutip dari AFP, Sabtu (18/2).
Ia menambahkan 14 lainnya terluka. Sementara tiga orang kelompok Taliban juga tewas.
"Operasi telah diakhiri dengan pembunuhan ketiga teroris," katanya.
Seorang juru bicara Tehreek-e-Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab dalam pesan WhatsApp kepada AFP.
"Para martir Mujahidin kami telah menyerang Kantor Polisi Karachi. Rincian lebih lanjut menyusul," katanya.
Perdana Menteri Shehbaz Sharif berjanji untuk menghentikan kekerasan.
"Pakistan tidak hanya akan mencabut terorisme, tetapi juga akan membunuh para teroris dengan membawa mereka ke pengadilan. Bangsa yang besar ini bertekad untuk mengakhiri kejahatan ini selamanya," ujarnya.
Sebelumnya, ledakan bom terjadi di masjid kompleks polisi Kota Peshawar, pada 30 Januari lalu.
Ledakan bom ini merupakan serangan paling mematikan di Pakistan dalam beberapa tahun, serta yang terburuk sejak kekerasan muncul di kawasan itu usai Taliban Afghanistan mengambil alih Kabul pada 2021.
Polisi menduga sebanyak 12 kilogram bahan peledak digunakan oleh pelaku bom yang menewaskan 101 orang itu.
Saat insiden terjadi, sekitar 400 personel polisi tengah melaksanakan salat ashar. Sebagian besar korban tewas pun merupakan aparat kepolisian.
Serangan itu sebelumnya diduga dilakukan oleh kelompok militan Taliban Pakistan atau Tehreek-e-Taliban (TTP) usai petingginya, Sarbakaf Mohmand dan Omar Mukaram Khurasani mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
(afp/fra)